Jakarta - Goyangan gempa 7 skala Richter yang berpusat di Indramayu, Jawa Barat dan dirasakan di Bengkulu hingga Bali tidak menyebabkan kerugian materiil. Gedung tertinggi di Indonesia pun tidak sampai mengalami retak.Gedung Wisma BNI 46 berlantai 47 di Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, itu sudah didesain tahan guncangan sesuai standar IMB. Semua bagian sudah dibuat penunjang jika terjadi gempa yang cukup kuat."Gedung ini sudah didesain untuk mengatasi yang seperti itu. Dari dulu sampai sekarang tidak pernah ada kerusakan. Ada prosedurnya, kalau ada apa-apa pasti kita cek. Semua ada protapnya," kata Manajer Gedung Wisma BNI 46 Taufiq Kurachman saat ditemui
detikcom, Kamis (9/8/2007).Ketika terjadi gempa pukul 00.04 WIB, langsung dilakukan penyisirian dari atas sampai ke bawah gedung. Namun hasilnya nihil. Tidak ada kerusakan berarti."Kalau masalah retak tidak harus ada gempa, yang lain saja bisa retak seperti batu dan lantai. Ketika gempa, gedung kosong, hanya ada petugas sekuriti," katanya.
Gedung BNIGedung BNI berlantai 36 yang berada di sebelah Gedung Wisma BNI 46 juga tidak mengalami kerusakan maupun retak."Tidak ada sama sekali karena gedungnya dari awal sudah dibuat tahan guncangan sesuai aturan untuk menahan guncangan 7-8 SR," kata Manajer Gedung BNI Rogers Kwandou.Dituturkan dia, ada 14 petugas sekuriti yang berjaga saat gempa terjadi. Penyisiran kerusakan kemudian dilakukan terhadap dinding dan tangga darurat. Namun tidak ada kerusakan sama sekali."Cuma tadi pagi ada salah satu pipa kamar mandi bocor. Tapi saya rasa tidak ada hubungan dengan gempa. Biasalah gedung tua. Pipa itu sudah karatan," ujar Rogers."Tadi pagi saya sudah menginformasikan kepada seluruh penyewa gedung bahwa gempa tidak merusak Gedung BNI," imbuhnya.Setiap bulannya pada tanggal 5, pengelola gedung memberikan presentasi soal gempa, huru-hara dan sejenisnya, kepada setiap divisi di dalam Gedung BNI. Sehingga jika ada kejadian, bisa segera diantisipasi.
(ana/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini