Tinjau Sekolah Rakyat di Samarinda, Gus Ipul: Samakan Hati dan Pikiran

Tinjau Sekolah Rakyat di Samarinda, Gus Ipul: Samakan Hati dan Pikiran

Qonita - detikNews
Rabu, 08 Okt 2025 14:29 WIB
Gus Ipul
Foto: dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial, Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan perhatian khusus pada Sekolah Rakyat agar dapat melahirkan agen-agen perubahan. Sekolah ini tidak hanya soal gedung ataupun proses belajar mengajar, tapi bagian dari pengentasan kemiskinan.

"Tidak hanya gedung, tidak hanya proses belajar mengajar, tapi di balik sekolah rakyat ini ada upaya pengentasan kemiskinan terpadu, terukur, dan berkelanjutan," tuturnya dalam keterangan tertulis, Rabu (8/10/2025).

Hal tersebut disampaikannya dalam Dialog dengan siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 57 dan SRT 58 di SRT 58 Samarinda, Samarinda, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pemerintah menargetkan akan ada keluarga-keluarga yang naik kelas dan lepas dari kemiskinan. Sebab, anaknya bersekolah di Sekolah Rakyat, orang tuanya diberdayakan, dan rumahnya akan diperbaiki sesuai program unggulan pemerintah.

"Tadi saya coba dialog dengan siswa, dengan orang tua siswa, tentu dengan kepala sekolah guru. Intinya kita ingin menyamakan hati dan pikiran. Jadi antara orang tua siswa, siswa, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan yang lain, ada wali asrama, wali asuh," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurut Gus Ipul, urgensi untuk menyatukan pikiran dan hati karena semuanya berkontribusi dan berperan terhadap pembelajaran di Sekolah Rakyat, sehingga diperlukan kebersamaan.

"Bagaimana orang tua bisa berperan, kemudian yang lain-lain juga bisa berperan termasuk kepala daerah. Maka di sini ada Pak Wagub, ada bupati, wali kota yang semuanya punya peran untuk menjaga supaya penyelenggaraan Sekolah Rakyat ini sesuai tujuannya," imbuhnya.

Selain itu, Gus Ipul menitipkan pengawasan proses penyelenggaraan Sekolah Rakyat pada pemerintah daerah. Ia menegaskan tidak boleh ada penyimpangan dalam penyelenggaraannya.

"Karena ini perlu kebersamaan, dan tidak boleh ada hal-hal yang menyimpang. Katakanlah mulai dari proses rekrutmen, itu yang pertama-tama yang bisa sekolah di sini adalah keluarga yang tidak mampu. Tidak boleh ada titipan, tidak boleh ada kongkalikong, tidak boleh ada bayar-membayar. Tapi mereka yang memang benar-benar berhak di sekolah rakyat," jelasnya.

Ia memahami dinamika di awal masa pengenalan lingkungan sekolah pasti akan ditemukan. Misalnya, anak-anak belum terbiasa, belum betah atau homesick, dan adaptasi lainnya.

"Tapi nanti masuk hari kedua, ketiga, insyaallah kondisinya akan lebih baik. Kalau belajar dari pengalaman sekolah-sekolah rakyat yang sudah jalan, alhamdulillah. Jadi kita lihat mereka juga lebih disiplin, lebih tertib, juga lebih mau mengikuti proses lebih nyaman," katanya.

Lebih lanjut, Gus Ipul meminta para guru khususnya jenjang SD agar memiliki empati lebih kepada para siswa.

"Kemudian yang kedua, penuh kesabaran, kasih sayang. Itu yang diperlukan ya," ujarnya.

Gus Ipul mengatakan gedung Sekolah Rakyat permanen akan dibangun tahun ini. Sehingga, sekolah permanen tersebut bisa digunakan tahun depan.

"Nanti insyaallah setiap gedung permanen Sekolah Rakyat menampung lebih dari 1.000 siswa dengan jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA," kata Gus Ipul.

Ia menjelaskan sekolah permanen akan dilengkapi ruang kelas, ruang ibadah, asrama siswa dan guru, aula, laboratorium, perpustakaan, tempat olahraga, dan tempat ekstrakurikuler.

"Yang menyediakan lahannya adalah bupati atau wali kota dan juga gubernur. Yang bangun nanti sesuai programnya Bapak Presiden lewat APBN," katanya.

Gus Ipul memastikan para siswa Sekolah Rakyat akan belajar dengan fasilitas unggulan dan lingkungan yang berkualitas. Luas lahan sekolah permanen mencapai 7-8 hektare.

"Mari kita berdoa dan berharap supaya program Bapak Presiden berjalan lancar, sehingga di sana nanti Sekolah Terintegrasi ini akan sudah memulai proses belajar-belajar di gedung baru," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, salah satu orang tua siswa Alessandra Hanny Pratiwi, Ninik Pratiwi Pangestu, mengaku senang karena anaknya dapat bersekolah di Sekolah Rakyat. Ia bercerita telah berpisah dari suaminya sejak anaknya berusia 11 bulan.

Ninik dan suaminya dulu hanya berjualan es untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia pun berterima kasih kepada semua jajaran pemerintah baik kemensos maupun dinsos.

"Saya percaya dengan pengajaran yang ada di sini. Sangat yakin sekali," katanya.

Lalu, Alessandra menceritakan menggemari pelajaran IPA dan IPS. Biologi khususnya menjadi pelajaran favoritnya.

"Cita-cita menjadi tentara. Angkatan udara," ungkapnya.

Merespons hal ini, Gus Ipul menjelaskan ijazah Sekolah Rakyat akan sama dengan sekolah lainnya. Tapi, di sekolah ini akan ada tambahan pendidikan karakter, khususnya pendidikan agama sesuai agama siswa.

"Ibu, pokoknya doakan, dampingi dengan kasih sayang. Kalau orang tuanya rindu, kapan pun dipersilakan tengok putra putrinya," katanya.

Sebagai informasi, Sekolah Rakyat telah dimulai di tiga titik di Samarinda. Diantaranya Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 58 Samarinda, SRT 57 Samarinda, dan SRT 24 Samarinda.

SRT Samarinda terdiri dari SD dengan jumlah 2 rombongan belajar (rombel) atau 24 siswa dan 1 rombel atau 25 siswa. Lalu SRT 57 Samarinda berjumlah 59 siswa. Terdiri dari 20 siswa SD, 22 siswa SMP, dan 17 siswa SMA.

Adapun Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 24 Samarinda memiliki 96 siswa atau 4 rombongan belajar (Rombel). Rombel tersebut terdiri dari 48 siswa SMP dan 48 siswa SMA.

Simak juga Video: 165 Sekolah Rakyat Sudah Beroperasi

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads