Getaran Gempa Dikira Gejala Stroke
Kamis, 09 Agu 2007 08:39 WIB
Jakarta - Bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan atau "menganut" hidup tidak sehat, getaran gempa Jakarta sebelumnya dirasa sebagai pertanda kesehatannya menurun. Bahkan ada yang merasa gejala stroke mulai menyerangnya.Berikut kisah pembaca tentang gempa Kamis (9/8/2007) dinihari:Djuwanto Saat terjadi gempa dinihari di Jakarta, kebetulan saya sedang browsing internet. Tiba-tiba saya pusing, saya melihat di sekeliling saya biasa-biasa saja. Rasa curiga saya gempa pun berlalu. Kemudian pusing saya nggak hilang-hilang, saya mencoba berdiri lalu sempoyongan. Waktu itu pikiran saya kalut karena mengira terserang penyakit. Langsung saja rokok saya matikan, sambil berpikir-pikir jangan-jangan gejala stroke (maklum, hampir setiap hari saya bergadang sambil merokok). Karena takut, lalu saya matikan komputer lalu beranjak tidur. Sebelum tidur saya menyalakan TV karena saya tahu saya tidak bisa langsung tidur. Tenang hatiku melihat breaking news Jakarta gempa.MarturiaSaya tinggal di Bandung tepatnya di daerah Bandung Timur di daerah Cibiru, sudah dekat ke gerbang tol Cilenyi. Gempa tadi malam cukup membuat orang panik di sekitar tempat tinggal kami. Mungkin di Bandung sendiri jarang terjadi gempa seperti ini,tetangga depan rumah saya saking paniknya anaknya yang lagi enak tidur tanpa basa-basi langsung digusur dibawa keluar.Aep Saeful BachriSaya tinggal di sekitar Bogor Baru Kota Bogor. Malam kejadian gempa semalam, saya pas baru mau tidur. Sekitar pukul 12.10 WIB saya rasakan gempa yang cukup keras (gempa yang paling keras saya rasakan selama hidup saya) kemudian saya langsung buka pintu dan membangunkan seisi rumah untuk keluar rumah.Saya dan istri langsung menggendong anak-anak saya yang kecil, anak yang paling tua mengikuti dari belakang untuk keluar rumah (anak kami 4 orang). Tidak adabarang yang kami selamatkan, yang penting keselamatan keluarga saya dulu. Setelah saya di luar kebingungan mencari anak saya yang paling besar. Kemudian istri ke dalam untuk mengecek, ternyata dia tidur lagi di kamar lainnya. Kami ketawa dibuatnya. Setelah dirasa aman akhirnya kami masuk kembali ke rumah, hanya kami nggak bisa langsung tidur untuk memastikan nggak ada gempa susulan. Alhamdulillah nggak ada apa-apa.RickyAku tinggal di Bali pengalaman aku waktu gempa semalam, luar biasa dasyat. Waktu malam itu aku lagi tidur cuma terjaga saat gempa itu ada aku sendiri tidak sempat lihat jam tapi yang pasti sekitar jam 1 atau setengah 2 (waktu Bali) karena perbedaan waktu dengan Jakarta 1 jam lebih awal. Kebetulan aku tinggal di rukan yang terdiri dari 4 lantai dan ruang kamarku terletak di lantai 3 jadi lumayan terasa goncangannnya. Aku bangun dan keluar kamar ternyata sudah banyak orang ada di bawah mereka merasakan hal yang sama dengan aku.Sedangkan lantai yang di bawahku pajangan-pajangan (showroom) barangnya ada beberapa yang jatuh. Pokoknya lumayan dahsyat dan bikin panik gempa semalam. Fitriandi AgusSaya ingin menyampaikan kepada redaksi bahwa gempa juga terasa di kota Padang. Waktu gempa terjadi saya sedang membaca detikcom dan menikmati musik. Pertama terasa gempa kecil namun saya tidak merasa khawatir karena sudah sering gempa kecil saya rasakan. Namun tidak beberapa lama, terasa goyangan yang lebih kuat membuat barang-barang jadi bergetar termasuk kanopi ruko yang tempati. Saya langsung larikeluar bersama istri dan anak bayi usia 6 bulan. Ada ketakutan juga gempa menimbulkan tsunami. Saya langsung siap-siap aja dengan sepeda motor kalau memang ada tsunami. Setelah itu tahu kabar dari BMG bahwa gempa terjadi di Indramayu barulah kami kenbali ke lantai atas ruko yang kami tempati. Komputer dan internet langsung saya matikan dan tidur. Bersyukur sampai pagi tidak ada terasa gempa.Black PlanktonMengenai gempa semalam, sampai di Bali juga lho. Waktu itu saya lagi chat ama temen di Bandung. Nah di sana dia bilang gempa. Saya ketawain. Eh, 15 detik kemudian di tempat saya juga terjadi gempa yang cukup keras. Domisili saya pada saat kejadian Denpasar. Saya minta laporan via chat sama temen-temen yang kesebar di Indonesia. Jakarta, Yogya, Bandung, dan sekitarnya merasakan juga.
(nrl/fiq)