Jakarta - Gempa 7 SR masih yang terjadi Kamis (9/8/2007) pukul 00.04 WIB masih menjadi perbincangan hangat warga Jakarta dan kota-kota lainnya pada jam berangkat kerja pukul 07.00 WIB ini. Mereka menceritakan kisah "penyelematan diri" yang mereka lakukan beberapa jam sebelumnya.Berikut kisah pembaca detikcom yang menegangkan:
Opik Hidayat, STRabu tengah malam itu kami sedang di kantor karena ada deadline sebuah tabloid, dan saat gempa terjadi sedang berada di lantai 2 untuk memperbaiki plotter yang beramasalah, namun tiba-tiba kepala say menjadi pusing, plotter bergoyang-goyang dan kaki menjadi lemas.Akhirnya saya keluar dari ruangan dan melihat teman-teman berteriak gempaa,.. turun.... turun ...bahkan saya melihat teman yang sedang terkantuk-kantuk spontan berlari keluar gedung. Rekan-rekan dari staf redaksi di lantai 6 tergopoh-gopoh turun melalui tangga darurat, semua panik dan cemas, karena selain 2 gedung di kantor kami cukup tinggi, di sebelah kiri dan belakang kantor kami ada menara pemancar televisi milik RCTI dan Indosiar setinggi hampir 400 meter. Setelah berada di ruang terbuka, kami masih meraskan gempa susulan, 30 menitan kami di luar untuk memastikan keadaan aman, selama itu pula kami memperhatikan kondisi gedung dan terutama ke arah menara pemancar. Semua orang menelepon sanak keluarganya untuk memastikan keadaan keluarga, namun yang lucu saking paniknya salah seorang rekan bukannya membawa handphone, ternyata dia membawa remote televisi!Oalahh ternyat rekan kami saking paniknya pada saat gempa terjadi bukannya menyambar handphone, malah menyambar remote. Kontan saja hal itu membuat kami tertawa dan mengendurkan syaraf yang tegang, namun beberapa teman masih merasa pusing dan lututnya lemas.
Luqman MunandarPada pukul 00:06 saya merasakan guncangan yang sangat kencang, saya sedang berada di dalam kantor di Lt.6 Gedung Menara Ravindo Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Saya di dalam ruangan berdua yang dinas malam, pada saat itu teman saya sedang ke toilet. Saya sangat kaget sekali pada saat guncangan terjadi. Yang tadinya sedang bekerja, saya diam sejenak melihat komputer dan barang-barang lainnya bergerak dan kaca gedung yang terdengar seperti ingin pecah. Saya panik dan saya langsung keluar ruangan, kebetulan temen saya juga sudah ada di luar ruangan, saya dan teman langsung saja mengunci ruangan dan langsung berbegas turun ke lantai dasar melalui tangga darurat. Sesampai di lantai dasar saya langsung saja berkempul dengan yang lainnya di depan gedung, sekitar 15 menit setelah gempa akhirnya kembali ke dalam gedung dan ke lantai 6 menggunakan lift.
Sugeng FSaya tinggal di perumahan kawasan Jatiasih, Bekasi. Kebetulan saya belum tidur sehabis main bulu tangkis di RT. Setelah mandi saya tidur-tiduran di lantai 2 rumah sambil nonton TV. Tiba-tiba saya merasa tubuh saya seperti digoyang-goyang dan beberapa tumpukan CD di meja komputer saya bergeser-geser. Saya juga melihat lampu yg bergoyang-goyang. Segera saya turun ke bawah dan saya juga melihat lampu kristal di ruang tamu yang lumayan berat berputar-putar. Sadar terjadi gempa saya bangunkan istri dan anak-anak saya. Ternyata istri saya sdh terjaga dan turut merasakan gempa. Saya menggendong anak pertama dan istri saya menggendong anak kedua saya yang masih bayi dan segera keluar rumah. Ternyata beberapa tetangga juga sudah berada di luar rumah. Sesaat setelah gempa saya mendengar alarm dari RCTI yang menginformasikan telah terjadi gempa.
Ali MuttaqinSaya berada di Jalan Gambiran, Yogyakarta. Sewaktu terjadi gempa, saya sedang meng-upload data portal Melayuonline.com. Tiba-tiba monitor di depan saya bergerak-gerak. Saya mengambil tas dan berlari ke luar. Setelah gempa berhenti, saya membuka detik.com. Beberapa detik kemudian, berita tentang gempa itu sudah ada.
Yanu WidodoTerkait gempa yang terjadi semalam, di daerah Gejayan Yogyakarta, gempa bumi juga sempat terasa beberapa detik. Di salah satu warnet, beberapa pengunjung sempat merasakan lantai sedikit bergetar-getar. Operator dan pengunjung yang panik berhamburan ke trotoar pinggir jalan. Beberapa warga kampung juga panik, bahkan mereka tetap saja masih enggan masuk kembali ke rumah meskipun gempa sudah tidak terasa lagi. Nampaknya mereka trauma dengan kejadian tahun lalu.Bagaimana kisah Anda? Kirimkan ke
redaksi@staff.detik.com.
(nrl/bal)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini