Hari Tanpa Bayangan 2025 di Jakarta Tanggal Berapa? Simak Jadwalnya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Minggu, 05 Okt 2025 17:40 WIB
Ilustrasi (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi utama kembali terjadi di Indonesia pada Oktober 2025. Fenomena ini diamati langsung di Jakarta siang hari tanpa alat bantu khusus.

Saat fenomena ini berlangsung, posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, membuat bayangan benda tegak tampak menghilang sesaat.

Sehubungan dengan fenomena tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah merilis jadwal lengkap hari tanpa bayangan di seluruh Indonesia, termasuk untuk tiap kota administratif di DKI Jakarta.

Jadwal Hari Tanpa Bayangan di Jakarta 2025

Merujuk laporan resmi BMKG berjudul Waktu Kulminasi Utama 2025, fenomena hari tanpa bayangan di wilayah Jakarta terjadi pada awal Oktober 2025. Setiap kota administratif memiliki waktu yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut:

  • Jakarta Utara: 8 Oktober 2025 pukul 11.39.54 WIB
  • Jakarta Pusat: 9 Oktober 2025 pukul 11.39.58 WIB
  • Jakarta Barat: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.20 WIB
  • Jakarta Selatan: 9 Oktober 2025 pukul 11.40.05 WIB
  • Jakarta Timur: 9 Oktober 2025 pukul 11.39.45 WIB
  • Kepulauan Seribu: 7 Oktober 2025 pukul 11.41.24 WIB

BMKG menjelaskan bahwa kulminasi utama terjadi ketika deklinasi Matahari sama dengan lintang tempat pengamat berada. Saat itu, posisi Matahari berada tepat di titik zenit atau di atas kepala, sehingga bayangan benda tegak "menghilang" karena sejajar dengan objeknya.

Mengapa Disebut Hari Tanpa Bayangan?

Mengutip dari penjelasan BMKG, hari tanpa bayangan terjadi karena bidang rotasi Bumi tidak sejajar dengan bidang revolusinya terhadap Matahari. Akibatnya, posisi Matahari tampak bergeser ke utara dan selatan sepanjang tahun.

Fenomena ini terjadi dua kali dalam setahun untuk wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa, termasuk Indonesia. Pada saat kulminasi utama, intensitas cahaya Matahari di siang hari mencapai titik maksimal, sehingga suhu udara biasanya sedikit lebih tinggi dari hari-hari biasa.

Cara Mengamati Fenomena Kulminasi Utama

BMKG menjelaskan bahwa masyarakat bisa menyaksikan fenomena ini secara langsung tanpa alat bantu khusus. Pengamatan dapat dilakukan dengan memperhatikan bayangan benda tegak seperti tiang, tongkat, atau botol di tempat terbuka.

Untuk hasil terbaik, pengamatan sebaiknya dilakukan beberapa menit sebelum hingga sesudah waktu kulminasi yang tercantum di wilayah masing-masing. Fenomena ini berlangsung sangat singkat, sekitar satu hingga dua menit, ketika bayangan benda tampak hilang di bawahnya.

Tonton juga video "Indonesia Punya 699 Zona Iklim, Kok Bisa?" di sini:




(wia/idn)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork