Di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Sekolah Rakyat memberi kesempatan untuk siswa melanjutkan pendidikan jenjang SMA. Salah satunya siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 9 Banjarbaru, Nabila Sagina.
Kemandirian serta keikhlasan Nabila kini terbayar kontan melalui program Sekolah Rakyat. Nabila beserta 124 siswa lainnya tinggal di asrama dengan berbagai fasilitas, mulai dari seragam, sepatu, makanan, alat tulis, buku pelajaran, perpustakaan, mushola, hingga ruang gym tersedia.
"Terima kasih banyak sudah membangun Sekolah Rakyat bagi kami yang putus sekolah atau tidak bisa melanjutkan sekolah karena terhalang biaya," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, (4/10/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, gadis asal Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, ini sejak kecil sudah terbiasa melakukan pekerjaan rumah lantaran ibunya, Sri Jumiarniah Rahayu, mengidap stroke kala usia Nabila masih dua tahun.
Kehidupan Nabila terasa semakin berat ketika sang ayah, Rudiansyah meninggal dunia karena penyakit tuberkulosis paru pada 2023. Ia beserta adiknya bekerja sama merawat sang ibu. Sedangkan kakak perempuannya sudah menikah dan hidup terpisah dengan mereka.
Sepeninggal ayahnya, Nabila yang kala itu masih duduk di bangku SMP dituntut untuk dewasa sebelum saatnya. Dia juga harus membagi waktu antara sekolah dengan merawat sang ibu yang sakit.
Nabila mengungkapkan, setiap hari, ia bangun pukul 04.00 WITA dan memulai kegiatan dengan membereskan rumah. Mulai dari mencuci piring, mencuci baju, menyetrika pakaian, hingga memandikan ibunya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabila mengandalkan bantuan dari saudaranya.
"Kalau ada, tante yang kasih uang buat makan, kalau enggak dari kakek, kalau enggak dari kakak," katanya.
Meski demikian, Nabila tidak pernah mengeluh dengan kondisi tersebut. Ia dengan sabar dan ikhlas mengurus sang ibu serta adik perempuannya.
Meski semua kebutuhannya terpenuhi, Nabila mengaku, awalnya cukup berat beradaptasi di SRT 9 Banjarbaru. Ia terus memikirkan keadaan ibu dan adiknya yang hidup berdua di rumah. Sesekali kakak perempuannya datang menjenguk dan menginap. Di sela kesehariannya belajar dan hidup mandiri di asrama, tak jarang perasaan rindu terhadap ibu dan adiknya menyelimuti pikiran Nabila.
"Sebenarnya berat juga melepas ibu. Soalnya hari-hari saya yang rawat ibu, kayak contohnya ibu mau buang air, mau BAB, mau makan. Kepikiran, ibu gimana ya di rumah, makannya gimana," ucap Nabila.
Sementara itu, ibunya meyakinkan Nabila bahwa dirinya akan baik-baik saja saat dirinya sedang menempuh pendidikan. Ibunya berpesan agar Nabila melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat dan mengejar mimpinya untuk menjadi seorang hakim. Tekadnya untuk meraih cita-cita serta membanggakan keluarga menjadi pondasi dirinya agar tetap semangat bersekolah.
Lebih lanjut Nabila pun merasa senang bersekolah di SRT 9 Banjarbaru karena mendapatkan banyak teman baru dan tempat tinggal yang nyaman. Dia juga berterima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto atas gagasan sekolah gratis ini bagi anak-anak kurang mampu secara ekonomi.
Simak juga Video 'Target Cak Imin untuk Sekolah Rakyat: Ada di Tiap Kabupaten':
(prf/ega)