PBNU Kecam Israel: Kapal Kemanusiaan Sangat Dibutuhkan Gaza

PBNU Kecam Israel: Kapal Kemanusiaan Sangat Dibutuhkan Gaza

Anggi Muliawati - detikNews
Sabtu, 04 Okt 2025 06:16 WIB
Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur saat ditemui di Surabaya.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur RoziΒ atau Gus Fahrur (Faiq Azmi/detikJatim)
Jakarta -

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Roziatau Gus Fahrur menilai tindakan Israel mencegat sejumlah armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan untuk Gaza telah melanggar hukum kemanusiaan. Gus Fahrur mengecam keras tindakan tersebut.

"Kita mengecam keras tindakan Israel, penghadangan terhadap Global Sumud Flotilla adalah pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional," kata Gus Fahrur kepada wartawan, Sabtu (4/10/2025).

"Sebab misi tersebut semata-mata untuk menyalurkan bantuan kepada warga sipil yang terdampak krisis," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Fahrur mengatakan misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla merupakan bukti nyata dunia internasional tak tinggal diam. Khususnya, kata dia, terhadap penderitaan warga Palestina.

ADVERTISEMENT

"Kehadiran kapal kemanusiaan itu sangat dibutuhkan untuk distribusi logistik, sekaligus juga simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan blokade Israel yang mengekang hak hidup jutaan orang Palestina," tuturnya.

Sebelumnya, Misi Global Sumud Flotilla, yang melibatkan lebih dari 40 kapal yang membawa para politisi dan aktivis dari berbagai negara termasuk aktivis Swedia Greta Thunberg, berangkat dari Spanyol bulan lalu dengan tujuan menembus blokade Israel atas Jalur Gaza yang sedang dilanda kelaparan.

Pasukan Angkatan Laut Israel mulai mencegat kapal-kapal tersebut pada Rabu (1/10), dan menahan orang-orang yang ada di dalamnya. Seorang pejabat Israel, yang tidak disebut namanya, mengatakan pada Kamis (2/10) bahwa lebih dari 400 orang yang ada di kapal-kapal itu dicegah mencapai pesisir Jalur Gaza.

Global Sumud Flotilla dalam pernyataan terpisah, seperti dilansir Anadolu Agency, mengonfirmasi bahwa lebih dari 450 aktivis dari 47 negara telah dipindahkan ke pelabuhan Ashdod di Israel bagian selatan setelah sebagian besar kapal dicegat pasukan Tel Aviv.

Disebutkan bahwa para aktivis yang ada di kapal-kapal itu berasal dari banyak negara, termasuk Spanyol, Italia, Brasil, Turki, Yunani, Amerika Serikat, Jerman, Swedia, Inggris, Prancis, dan banyak lagi.

Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa para aktivis yang ditahan itu akan dideportasi ke Eropa setelah dibawa ke pelabuhan Ashdod.

Marinette menjadi kapal terakhir yang dicegat setelah sebelumnya bertekad untuk melanjutkan perjalanan ke Jalur Gaza. Israel sebelumnya menyebut kapal itu berlayar di posisi yang jauh dari pasukan mereka, dan bersumpah akan mencegahnya mendekati Jalur Gaza.

(amw/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads