Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB), Rini Widyantini meninjau layanan pada Mal Pelayanan Publik (MPP) Jakarta, Senin (29/9). Rini mengapresiasi MPP-MPP Jakarta yang seimbang antara layanan digital dan tatap muka.
Berdasarkan data terbaru, MPP Jakarta menyatukan 328 jenis layanan dari 20 instansi.
"Jadi masyarakat menjadi tidak kebingungan lagi, tidak harus ke tempat yang berbeda-beda, tinggal datang ke satu tempat. Dan untuk MPP ini, saya lihat MPP ini sudah menjalankan 'omnichannel' kebijakan yang sedang kita kembangkan," ungkap Rini dalam keterangannya, Selasa (30/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, omnichannel adalah pendekatan pelayanan publik yang mengintegrasikan berbagai kanal, termasuk digital dan pelayanan langsung. Pendekatan yang digaungkan KementerianPAN-RB ini untuk meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan kualitas layanan.
Konsep ini terinspirasi dari MPP yang menyediakan berbagai layanan dalam satu lokasi terpadu, dengan tujuan untuk menciptakan pengalaman layanan yang lebih mudah, responsif, dan inklusif.
"Namun, masyarakat kita heterogen. Tidak semua kalangan mampu memiliki gadget, atau mengakses layanan daring. Pendekatan 'omnichannel' ditujukan agar seluruh kalangan tetap bisa mengakses layanan secara mudah, termasuk yang membutuhkan layanan tatap muka dan bantuan dari petugas," jelas Rini.
Selain datang langsung ke MPP dan layanan digital, Jakarta juga memiliki layanan mobile atau keliling/jemput bola. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKJ Jakarta memiliki layanan jemput bola ini di setiap kotanya. Hal ini memudahkan masyarakat untuk tidak perlu datang jauh-jauh ke MPP, cukup menyesuaikan jadwal layanan keliling/jemput bola terdekatnya.
MPP Jakarta diresmikan pada 12 Oktober 2017, sebagai salah satu pelopor MPP di Indonesia. Kini 296 kabupaten dan kota sudah memiliki MPP, atau 58 persen dari total keseluruhan kabupaten/kota di Indonesia.
Kehadiran MPP juga salah satu langkah untuk mencegah maladministrasi. Sebelum adanya MPP, masyarakat memakan banyak waktu untuk pergi ke satu kantor layanan ke kantor layanan lainnya. Kini, berbagai jenis pelayanan disatukan dalam MPP yang tentu memangkas birokrasi, serta efisiensi waktu dan biaya bagi masyarakat.
"Masyarakat bisa mengakses beberapa layanan sekaligus tanpa harus berkutat dengan alur rumit birokrasi. "Kami memberikan apresiasi, seperti contohnya layanan untuk berusaha, layanan untuk mendapatkan sertifikat halal, ataupun layanan untuk mendapatkan izin praktik, itu hanya beberapa kurang dari satu jam sudah bisa diselesaikan," pungkas Rini.
Tonton juga video "MenPAN-RB Soroti Produktivitas RI Masih Kalah dari Thailand" di sini:
(anl/ega)