Bukan Prediksi, Ini Penjelasan Prekursor Gempa Bumi oleh BMKG

Bukan Prediksi, Ini Penjelasan Prekursor Gempa Bumi oleh BMKG

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Senin, 29 Sep 2025 12:42 WIB
Ilustrasi Gempa
Ilustrasi gempa (Foto: Getty Images/iStockphoto/Petrovich9)
Jakarta -

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan tidak pernah mengeluarkan prediksi gempa bumi. BMKG hanya melakukan riset terkait prekursor gempa sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana.

Penegasan ini disampaikan untuk meluruskan isu yang beredar di masyarakat soal adanya prediksi gempa bumi. Lantas, apa sebenarnya prekursor itu dan apa bedanya dengan prediksi gempa?

Apa Itu Prekursor Gempa Bumi?

BMKG saat ini aktif melakukan riset terkait prekursor gempa bumi. Mengutip dari BMKG, prekursor gempa bumi yang dimaksud adalah kajian perubahan fisis di alam yang bisa menjadi petunjuk awal sebelum gempa terjadi. Kajian ini dilakukan berdasarkan riset ilmiah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu metode yang sedang dikaji BMKG adalah data magnet bumi, juga pendekatan lain yang dikembangkan dan digabungkan dengan beberapa metode lainnya. Metode-metode ini terus dikaji dan dikembangkan untuk meningkatkan akurasi dan memperkuat mitigasi risiko gempa bumi.

ADVERTISEMENT

Bedanya Prekursor dengan Prediksi

Sedangkan prediksi, harus memuat tiga elemen yang menjadi syarat dapat dikatakan sebagai prediksi gempa bumi. Elemen tersebut yaitu: tanggal dan waktu kejadian, lokasi kejadian, serta magnitudo kejadian. Saat ini, menurut BMKG, masih belum ada metode akurat yang bisa melalukan prediksi gempa bumi.

BMKG menyatakan bahwa tidak melakukan prediksi, juga menegaskan bahwa informasi soal prediksi gempa bumi yang beredar merupakan hoaks atau informasi tidak tepat, sebab:

  • Tidak berdasarkan bukti ilmiah
    Gempa bumi adalah bagian dari fenomena geologi yang kompleks dan masih terus diteliti. Hingga saat ini, penelitian terkait prediksi gempa bumi belum menunjukkan pola yang sama.
  • Tidak menyebutkan tiga elemen utama
    Prediksi harus memuat waktu kejadian, lokasi, dan magnitudo. Adapun klaim yang beredar biasanya tidak menyebutkan ketiga elemen tersebut secara jelas.
  • Terlalu umum dan secara kebetulan cocok
    Contoh seperti pernyataan "akan ada gempa di Jawa Barat" ini terlalu luas dan bisa saja "kebetulan" cocok dengan kejadian gempa yang memang rutin terjadi di wilayah tersebut.

Lebih lanjut, BMKG menyampaikan kepada masyarakat untuk jangan mudah terpengaruh dengan isu yang tidak bisa dipertanggung jawabkan, dan selalu memastikan untuk menerima informasi dari sumber yang akurat dan terpercaya.

"Jangan mudah terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Pastikan kamu menerima informasi dari sumber yang akurat dan terpercaya. Follow @infoBMKG dan @bmkgwilayah2 untuk info terpercaya," tulis akun resmi Instagram @infobmkg, Minggu (28/9/2025).

Tonton juga video "Gempa Banyuwangi 5,7 SR: Puluhan Rumah Jadi Korban" di sini:

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads