Legislator Setuju Koki Makan Bergizi Gratis Harus Punya Pengalaman

Legislator Setuju Koki Makan Bergizi Gratis Harus Punya Pengalaman

Isal Mawardi - detikNews
Senin, 29 Sep 2025 08:38 WIB
Sejumlah  murid menyantap makanan bergizi gratis (MBG) di SDN 13 Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (19/9/2025). Sekolah inimenjadi salah satu sekolah yang baru saja mendapatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah.
Ilustrasi, Makan bergizi gratis (Foto: Pradita Utama/detikcom)
Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto meminta koki yang memasak menu makan bergizi gratis (MBG) harus terlatih. Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago setuju koki MBG harus punya jam terbang.

"Setuju, koki setidaknya orang yang punya pengalaman masak di catering," ujar Irma kepada wartawan, Senin (29/9/2025).

Diketahui, saat menghadap Prabowo, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyampaikan penyebab rentetan keracunan MBG di berbagai daerah. Salah satunya kasus keracunan banyak dialami Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo menginstruksikan peningkatan tata kelola sekaligus arahan agar SPPG memiliki koki terlatih dan dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan. Selain itu, ia juga menginstruksikan agar setiap SPPG memiliki alat sterilisasi food tray, memasang filter air, serta dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat.

ADVERTISEMENT

"Kalau sanitasi yang standard memang wajib," jelas Irma.

Irma kemudian menyorot alat sterilisasi yang diinstruksikan Prabowo untuk SPPG. "Jika alat sterilisasi SPPG harus dari vendor maka dapur jangan diperjualbelikan oleh oknum, agar kentungan vendor tidak tergerus dan nggak mungkin juga vendor harus kerja bakti, vendor kan juga harus ada keuntungan," kata Irma.

Sebelumnya, kepada Prabowo, Dadan menyampaikan jumlah SPPG yang telah beroperasi hingga saat ini mencapai 9.615 unit. Total ada sebanyak 31 juta penerima.

"Capaian jumlah SPPG yang operasional telah mencapai 9.615 dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat," kata Dadan dalam keterangannya, Minggu (28/9/2025).

Dadan juga melaporkan jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi sepanjang pelaksanaan program. Pada periode 6 Januari-31 Juli 2025, terbentuk 2.391 SPPG dengan 24 kasus kejadian. Sementara pada 1 Agustus-27 September 2025 bertambah 7.244 SPPG dengan 47 kasus kejadian.

"Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang," ujarnya.

Tonton juga video "Prabowo Instruksikan Tutup dan Investigasi SPPG Bermasalah" di sini:

Halaman 3 dari 2
(isa/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads