Presiden Prabowo Subianto telah memberikan arahan buntut rentetan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah. Prabowo meminta agar setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memiliki koki terlatih.
Dalam keterangan Badan Gizi Nasional (BGN) yang diterima detikcom, Prabowo menyampaikan rasa keprihatinan atas berbagai insiden yang terjadi. Dia juga meminta SPPG dilengkapi alat rapid test untuk memeriksa kualitas makanan.
Selain itu, Prabowo menginstruksikan agar setiap SPPG memiliki alat sterilisasi food tray, memasang filter air. Prabowo juga meminta SPPG dilengkapi CCTV yang terhubung langsung ke pusat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo berharap langkah-langkah tersebut dapat memperkuat kualitas layanan dan memastikan program pemenuhan gizi nasional berjalan lebih aman serta terpercaya.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana buntut rentetan kasus keracunan program MBG. Dadan menjelaskan kepada Prabowo terkait penyebab keracunan terjadi.
Dalam laporannya, Dadan menyampaikan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah beroperasi hingga saat ini mencapai 9.615 unit. Total ada sebanyak 31 juta penerima.
"Capaian jumlah SPPG yang operasional telah mencapai 9.615 dan telah melayani kurang lebih 31 juta penerima manfaat," kata Dadan dalam keterangannya, Minggu (28/9/2025).
Dadan juga melaporkan jumlah kejadian luar biasa (KLB) yang terjadi sepanjang pelaksanaan program. Pada periode 6 Januari-31 Juli 2025, terbentuk 2.391 SPPG dengan 24 kasus kejadian. Sementara pada 1 Agustus-27 September 2025 bertambah 7.244 SPPG dengan 47 kasus kejadian.
"Data menunjukkan bahwa kasus banyak dialami oleh SPPG yang baru beroperasi karena SDM masih membutuhkan jam terbang," ujarnya.
Dadan menjelaskan, faktor lain yang memicu insiden tersebut yakni kualitas bahan baku, kondisi air, serta pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP).
(wnv/imk)