Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia (World Contraception Day/WCD) jatuh pada 26 September. Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji mengingatkan bahwa alat kontrasepsi bukanlah pembatas, tetapi kunci masa depan.
Adapun WCD diperingati oleh hampir 70 negara di dunia. Indonesia pun memperingati hari kontrasepsi ini. Acara puncak ini digelar pada 25 September 2025 di Kota Metro Lampung. Menteri Wihaji pun sempat menyampaikan sambutannya pada Jumat (26/9/2025). Ia mengingatkan pentingnya pemanfaatan alat kontrasepsi.
"Peringatan ini mengingatkan kita bahwa kontrasepsi bukan hanya soal alat, tapi juga bagian dari hak asasi manusia, yaitu hak untuk menentukan kapan dan berapa banyak anak yang ingin dimiliki," kata Menteri Wihaji.
Ia menilai WCD menjadi sangat relevan karena perencanaan keluarga adalah strategi penting untuk menghadapi tantangan pembangunan. Sebut saja stunting, pernikahan dini, dan ketimpangan akses terhadap layanan KB dan kesehatan reproduksi.
Dia melihat bahwa kontrasepsi adalah bagian penting dari proses membangun keluarga berkualitas. Kehamilan yang direncanakan bukan hanya berdampak pada kesehatan ibu dan anak, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi keluarga, kesiapan mental, dan kualitas pengasuhan.
"Jika ingin Indonesia benar-benar mencapai cita-cita besar di tahun 2045, maka semuanya harus dimulai dari keluarga. Keluarga yang sadar dan siap menyambut anak-anaknya. Bukan karena kejutan, tapi karena perencanaan yang matang. Itu makna besarnya," ujarnya.
"Maka dari itu, kontrasepsi bukanlah pembatas, tapi justru kunci masa depan," lanjutnya.
Dia menjelaskan bahwa keluarga berkualitas berperan dalam kelahiran gerasi sehat. Oleh karena itu, keluarga merupakan fondasi utama menuju Indonesia Emas 2045.
"Kalau setiap keluarga berkualitas, maka akan lahir generasi yang sehat, cerdas, dan produktif. Oleh karena itu, keluarga merupakan fondasi utama untuk menuju Indonesia Emas 2045," katanya.
Setidaknya kontrasepsi bisa dipandang sebagai payung utama dalam program Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Memayungi program quick wins, kependudukan dan pembangunan keluarga. Karena dengan keluarga yang sejahtera, kesemua program itu dapat direalisasikan tanpa rumit.
Namun demikian, sejak awal lembaga BKKBN dibentuk pada era 1970, program KB bukan kewajiban, tetapi masyarakat sasaran diberi hak dan akses untuk memilih. Untuk itu, BKKBN di era 1990-an sempat meluncurkan cafetaria jenis alat dan obat kontrasepsi yang modern aman, efektif, dan bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasangan.
Dalam hal ini alat kontrasepsi juga erat dengan kehamilan terencana. Inilah yang berkorelasi dengan Generasi Emas 2045.
"Lebih jauh dari itu, kontrasepsi bisa dibilang sangat berkaitan dekat dengan kehamilan yang terencana dan generasi emas 2045. Bagaimana korelasinya? Kehamilan terencana hanya bisa dibangun oleh pasangan suami-istri yang mampu mengendalikan dengan baik biduk rumah tangganya," jelasnya.
Wihaji juga berbicara soal fenomena childfree. Menurutnya, hal ini bukanlah ancaman.
"Saya tidak menyebutnya ancaman, tapi ini tentu tantangan. Karena visi Indonesia Emas 2045 sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas generasi penerus. Jika banyak pasangan memilih tidak memiliki anak, tentu akan berdampak pada struktur demografi di masa depan," jelasnya.
(rdp/imk)