Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Mardiono, membuka Muktamar X PPP hari ini. Mardiono menyerukan agar tidak ada konflik internal yang terjadi di PPP.
"PPP tidak boleh lagi terjebak dalam konflik internal yang melelahkan. Kita harus belajar dari masa lalu bahwa konflik hanya melemahkan, sementara persatuan tentu akan menjadi sebuah kekuatan," ujar Mardiono dalam sambutannya di acara Muktamar X PPP yang digelar di Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025).
Mardiono juga menjabarkan sejumlah faktor yang membuat suara PPP semakin redup di sejumlah pemilu terakhir. Dia menilai ada kesenjangan pemilih tradisional PPP dan pemilih dari generasi muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang pertama, tantangan itu tentu menunjukkan kenyataan suara PPP dalam beberapa pemilu terakhir menurun, ada kesenjangan antara basis tradisional dan loyal generasi muda yang mencari alternatif lain," jelas dia.
Mardiono mengaku ingin PPP bisa bertransformasi sebagai partai. Namun dia menegaskan PPP harus tetap berpegang teguh dengan ideologi Islam.
"Tantangan kita adalah bagaimana merebut hati generasi muda tanpa meninggalkan akar ideologi sebagai partai Islam. Yang kedua adalah soliditas partai masih harus terus diperkuat perbedaan pandangan adalah hal yang wajar, tetapi jangan sampai perbedaan itu melahirkan perpecahan," kata dia.
Dia melanjutkan, PPP harus membuktikan bahwa politik Islam bukan sekadar simbol, tetapi roh yang menghadirkan nilai-nilai moralitas, integritas, keteladanan, serta keberpihakan kepada umat. Dia ingin PPP dapat menampung seluruh aspirasi umat Islam Indonesia.
"Tantangan kita adalah menjaga agar PPP tetap menjadi rumah besar umat Islam yang inklusif moderat. Sehingga dapat menghadirkan Islam yang rahmatan lil'alamin," katanya.
Di samping itu, dia meminta PPP juga terus berkembang seiring kemajuan teknologi. Komunikasi politik kekinian harus lebih masif agar PPP dapat dilirik banyak orang.
"Selanjutnya kita hidup di era media sosial, di mana persepsi bisa diubah dalam hitungan detik jika PPP tidak mampu beradaptasi terhadap komunikasi politik modern, maka akan semakin ditinggalkan oleh umat," ungkapnya.
Sejumlah elite PPP juga hadir dalam muktamar partai kesepuluh hari ini. Mereka yang hadir mulai Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Romahurmuziy atau Rommy, Ketua Mahkamah Partai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ade Irfan Pulungan, Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin, serta tokoh muda PPP Gus Idror.
(ygs/ygs)