Arahan Kapolri Usut Rentetan Kasus Keracunan MBG

Arahan Kapolri Usut Rentetan Kasus Keracunan MBG

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 27 Sep 2025 06:38 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Rumondang/detikcom)
Foto: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (Rumondang/detikcom)
Jakarta -

Ribuan siswa sudah menjadi korban keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memerintahkan jajarannya untuk mengusut kasus tersebut.

Sigit menyebut pihaknya akan turun ke lapangan langsung untuk mengusut kasus ini. Dia berjanji akan memberikan perkembangan atas pengusutan ini.

"Polri saat ini sedang melakukan pendalaman, turun ke lapangan untuk melaksanakan pendalaman satu per satu," kata Jenderal Sigit kepada wartawan di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (26/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentunya secara resmi nanti akan kita informasikan," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, penyidik dari Bareskrim Polri telah menyambangi sejumlah dapur Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) di berbagai daerah. Tujuannya, menurut Dirtipideksus Bareskrim Polri Brigjen Helfi Assegaf, untuk memastikan kualitas bahan pokok yang digunakan untuk MBG.

"Bagaimana proses keamanan, menjaga keamanan makanan yang akan disajikan. Mulai dari hulu sampai hilir," ujar Helfi.

"Nanti dari hasil pengecekan dan asistensi itu tentunya muaranya memberikan rekomendasi kepada pemerintah, terutama kepada penyelenggara MBG itu sendiri," imbuhnya.

Waka BGN Minta Maaf

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang, meminta maaf ke masyarakat atas rentetan kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) itu. Sambil terisak, Nanik meminta maaf atas nama BGN dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia.

"Lalu yang paling penting dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf," kata Nanik S Deyang sambil menangis di Kantor BGN, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Nanik mengatakan hatinya sedih melihat video anak-anak keracunan dan harus digotong ke puskesmas. Dia mengatakan tujuan MBG ingin memenuhi gizi anak-anak.

"Saya seorang ibu. Melihat gambar-gambar di video, sedih hati saya. Kenapa? Kalau anak saya panas saja, saya sudah stress bukan main. Apalagi ini melihat anak-anak sampai digotong ke puskesmas, ke posko," kata Nanik.

"Padahal niat kami, nawaitu kami, nawaitu Presiden adalah ingin membantu anak-anak terpenuhi gizinya agar mereka menjadi generasi emas," imbuhnya.

Dia tak menduga munculnya masalah keracunan MBG ini. Dia janji BGN akan bertanggungjawab atas kasus keracunan tersebut.

"Kami punya maksud agar anak-anak Indonesia mempunyai keadilan dalam pemenuhan gizi. Tapi tidak kami duga ternyata saat ini luar biasa. Masalah yang terjadi. Itu sebabnya saya tidak pernah akan mau menyebut angka atau apapun yang terjadi karena ini bukan masalah angka. Tetapi satu nyawa pun, satu anak pun sakit itu adalah menjadi tanggung jawab kami, adalah kesalahan kami sebagai pelaksana untuk harus memperbaikinya secara total," tuturnya.

Dia berjanji masalah keracunan MBG tidak akan terjadi lagi. Dia juga meminta maaf ke para orang tua yang anaknya menjadi korban dalam kasus keracunan MBG tersebut.

"Jadi sekali lagi, pada anak-anak saya yang tercinta di seluruh Indonesia dan juga para orang tua, saya mohon maaf atas nama BGN dan berjanji tidak akan lagi terjadi. Tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

BGN Tanggung Jawab Pembiayaan

Nanik juga mengaku salah dan meminta maaf ke masyarakat atas kasus keracunan MBG. Nanik mengatakan 80% penyebab kasus keracunan ini karena standard operating procedure (SOP) yang tidak dipatuhi.

"Kami mengaku salah atas apa yang terjadi, insiden pangan ya, insiden keamanan pangan. Jadi kalau saya sebut insiden keamanan pangan ini ternyata karena kami menemukan tidak semua terduga beracun, tapi ada juga karena alergi. Kemudian ada hal-hal lain juga," kata Nanik S Deyang di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Nanik berjanji pihaknya akan bertanggung jawab atas rentetan kasus keracunan MBG yang terjadi. Dia mengatakan BGN akan membiayai seluruh pengobatan korban yang keracunan.

"Tentu kami bertanggung jawab penuh atas semua kesalahan, baik bertanggung jawab hal yang sudah terjadi, pada seluruh biaya dari anak-anak dan juga kalau ada misalnya orang tuanya yang mungkin ikut makan, dan mengalami masalah kami bertanggung jawab penuh dan membiayai semuanya untuk atas apa yang terjadi," ujarnya.

Dia mengatakan tidak akan lagi mentoleransi siapapun yang melanggar SOP terkait MBG tersebut. Dia berjanji kasus keracunan MBG tidak akan terjadi lagi.

"Jadi sekali lagi, pada anak-anak saya yang tercinta di seluruh Indonesia dan juga para orang tua, saya mohon maaf atas nama BGN dan berjanji tidak akan lagi terjadi. Tidak akan terjadi lagi," ujarnya.

Legislator Usul MBG Dimasak di Atas Jam 3 Pagi

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi NasDem, Irma Suryani Chaniago, menyoroti kasus keracunan ini. Salah satu yang jadi perhatiannya ialah jam produksi menu MBG.

"Sejak awal Komisi IX sudah menyampaikan agar SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) dapat bekerja profesional, memiliki tempat penyimpanan pangan yang disesuaikan," ujar Irma kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

Dia mengatakan setiap SPPG harus dilengkapi ruang penyimpanan barang kering dan basah. Dia mengatakan jam masak makanan juga harus disesuaikan.

"Misalnya tiap SPPG butuh ruangan penyimpanan barang kering maupun basah (chiller) dan memasak makanan di atas jam 03.00 pagi agar makanan yang didistribusikan tetap fresh ketika dikonsumsi untuk makan siang, toh lauk dan sayur yang dimasak satu variasi menu setiap hari, jadi harusnya SPPG yang profesional tidak kesulitan," ujarnya.

Irma mengatakan jam masak yang terlalu cepat berpengaruh pada kualitas makanan saat hendak dikonsumsi para penerima manfaat. Padahal, kata dia, makanan yang disiapkan juga dikonsumsinya saat siang hari.

"Pastilah (basi), karena kan untuk makan siang," ujarnya.

Lihat juga Video BGN Bentuk 2 Tim Investigasi Masalah MBG, Libatkan BIN hingga Ahli

Halaman 3 dari 4
(azh/azh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads