Anggota Komisi VIII DPR RI, Dini Rahmania, menyoroti video viral Tepuk Sakinah dari Kantor Urusan Agama (KUA). Dini mendengar yel-yel Tepuk Sakinah ini mendapat pro dan kontra di masyarakat.
Dilihat detikcom, Jumat (26/9/2025), Tepuk Sakinah diunggah di akun sejumlah kantor KUA dan juga di Dirjen Bimas Islam @bimasislam. Tepuk Sakinah pun kini viral di media sosial.
Berikut lirik Tepuk Sakinah:
Berpasangan, berpasangan, berpasangan (tepuk 3 kali)
Janji kokoh, janji kokoh, janji kokoh (tepuk 3 kali)
Saling cinta, saling hormat, saling jaga, saling ridho
Musyawarah untuk sakinah
(ulangi dari awal)
Menyikapi hal ini, Legislator NasDem Dini mengatakan sebenarnya Tepuk Sakinah berisi edukasi ke calon pengantin. Dia berharap dengan yel-yel itu para pasangan mampu menerapkan nilai baik dalam kehidupan sehari-hari.
"Saya melihat Tepuk Sakinah sebagai salah satu metode Kementerian Agama dalam memberikan edukasi kepada calon pengantin. Tujuannya tentu baik, yakni agar nilai-nilai keluarga sakinah mudah diingat dan dipraktikkan," kata Selly kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).
Kendati demikian, ia menyebut yel-yel Tepuk Sakinah ini juga mendapat kontra dari masyarakat. Tak sedikit yang menilai bentuk Tepuk Sakinah tak sesuai dengan generasi saat ini.
"Namun, saya juga melihat dan mendengar ada pro dan kontra terhadap bentuk edukasi ini. Banyak netizen yang mengkritik, menganggap bentuknya kurang sesuai dengan gaya generasi muda sekarang. Itu wajar dan harus jadi masukan," ungkap dia.
Dini menyebut yang terpenting dari rumah tangga adalah pembekalan emosional, mental dan spiritual. Ia menyebut bimbingan pernikahan mesti relevan dengan kondisi dan pendekatan ke anak muda.
"Yang terpenting bagi kita adalah substansi, bagaimana calon pengantin dibekali kesiapan mental, emosional, dan spiritual untuk membangun rumah tangga yang kuat dan harmonis. Karena itu, materi bimbingan pernikahan memang harus terus relevan dengan kondisi saat ini, misalnya dengan pendekatan yang lebih kreatif, interaktif, dan dekat dengan dunia anak muda," ungkapnya.
Dini mendukung jika ada metode lain yang lebih relevan untuk memberikan pembekalan ke anak muda. Yang terpenting, lanjut dia, pesan sakinah (ketentraman, kedamaian, kebahagiaan) kepada pasangan sampai.
"Jadi, kalau ada ruang untuk memperbaiki metode agar lebih relevan dan lebih dekat dengan generasi sekarang, tentu saya mendukung langkah itu. Yang penting bukan cara tepuknya, tapi pesan sakinahnya tetap sampai," imbuhnya.
Simak juga Video 'Kemenag Klarifikasi soal Narasi Viral Larangan Nikah Sabtu-Minggu':
(dwr/rdp)