Bhabinkamtibmas Desa Sonit, Banggai Laut, Sulawesi Tengah, Bripka Hamzah Ladema, mengisahkan perjuangannya demi warga binaan mendapatkan pelayanan terbaik. Hamzah ingin menjadi solusi bagi masyarakat binaannya walaupun di tengah keterbatasan akses transportasi laut.
Tantangan terbesar sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Sonit yang dihadapi Hamzah adalah kondisi lapangan. Desa yang berada di pulau terdepan ini membuat Hamzah terkadang kesulitan mengakses kapal, terlebih jika cuaca ekstrem.
"Tantangan buat kita di lapangan, di sini kan aksesnya laut, ketika ada panggilan tugas untuk kegiatan di Polres biasa tidak bertepatan kapal penumpang saya harus menggunakan mesin ketinting, banyak tantangannya, seperti ombak," kata Hamzah dalam program Hoegeng Corner detikPagi, Kamis (25/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hamzah mengatakan akses transportasi di Desa Sonit adalah kapal penumpang. Kapal ini hanya berangkat setiap hari pukul 10.00 pagi. Diketahui, jarak dari Desa Sonit ke ibu kota Kabupaten Banggai Laut sekitar 7-8 jam jika kondisi cuaca normal.
Hamzah tak pernah lupa saat hendak mengantar warganya yang sakit ke ibu kota kabupaten. Kala itu, dia terpaksa menggunakan kapal ketinting. Nahas, nyawa warga itu tak tertolong.
"Waktu itu saya sempat ada kejadian, ada masyarakat saya mau antar ke ibu kota kabupaten, masyarakat saya itu kan sakit, sakai pakai (kapal) memang bodinya tidak terlalu besar, baru sampai di (tengah) perjalanan masyarakat saya sudah almarhum, langsung meninggal, kita putar balik," kata Hamzah sambil menahan tangis.
Namun kondisi tersebut tidak membuat Hamzah patah semangat untuk membantu warga. Hamzah selalu hadir untuk warga, misalnya membantu nelayan, membantu ibu-ibu melakukan budidaya rumput laut.
Terkadang Hamzah juga membantu mengajarkan anak-anak di sekolah. Hamzah ingin hadir sebagai solusi bagi warga binaannya.
"Selama ini tetap saya jalani dengan ikhlas, apa yang saya lakukan sebagai salah satu ibadah, untuk masyarakat saya tidak menganggap diri saya polisi, tapi itu keluarga saya semua, karena ketika saya sakit atau dapat musibah mereka masyarakat di sini duluan membantu saya. Begitu juga mereka anggap saya sebagai keluarga," kata dia.
"Saya kurang lebih 15-16 tahun, luar biasa, saya menikmati tugas di sini, saya tidak pernah merasa di sini beban, karena saya melaksanakan dengan ikhlas," pungkasnya.
(lir/lir)