Di Bandung Barat, ratusan pelajar dari tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA menjadi korban keracunan setelah mengonsumsi menu MBG. Mereka sebagian besar merasakan gejala mual, muntah-muntah, dan pusing.
Dengan munculnya kasus keracunan itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberi atensi khusus terhadap kasus keracunan yang diduga akibat MBG itu.
Dedi mengaku akan segera memanggil dan berkomunikasi dengan Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai penyelenggara program MBG.
"Saya minggu depan mengundang Kepala MBG (BGN) yang membidangi di wilayah Jawa Barat untuk melakukan evaluasi secara paripurna, secara terbuka, agar berbagai problem yang terjadi, keracunan siswa tidak terulang lagi," ungkap Dedi.
Saat disinggung kemungkinan mengeluarkan kebijakan moratorium atau menghentikan sementara penyelenggaraan MBG di Jabar, Dedi enggan berspekulasi. Dia menyebut akan lebih dulu menanyakan kepada pihak terkait soal penyebab keracunan terjadi.
"Kita akan segera mengundang untuk bicara bersama dan kemudian bagaimana orang-orang atau penyelenggara yang kebetulan makanannya menimbulkan keracunan bagi siswa apakah akan meneruskan atau harus dievaluasi, nanti akan saya tanya pada yang menyelenggarakannya," jelasnya.
Dari data yang dihimpun detikJabar, kasus keracunan pertama di Kecamatan Cipongkor pada Senin (22/9/2025), korbannya sebanyak 475 orang. Lalu kasus keracunan kedua di Kecamatan Cipongkor pada Rabu (24/9/2025) korbannya ada 500 orang. Kemudian kasus keracunan ketiga di Kecamatan Cihampelas pada Rabu (24/9/2025), korbannya sebanyak 60 orang dan akan terus bertambah.
"Jadi hari ini tentu kita semuanya prihatin ada SPPG di mana ada anak-anak yang keracunan. Dari Senin kemudian hari ini satu SPPG di Cihampelas, kemudian SPPG Cipongkor ini. (475 anak sejak Senin), lalu hari ini 500 di Neglasari dan Cipongkor, dan 60 di Cihampelas," kata Herman saat ditemui, Rabu (24/9/2025).
Penanganan dilakukan secara komprehensif, mulai menyiagakan ambulans, mengerahkan tenaga medis dari KBB, Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung, lalu menyiagakan rumah sakit di daerah sekitar KBB.
Lantas bagaimana nasib program MBG di dua kecamatan itu pascakeracunan massal? Herman mengatakan pihaknya akan melapor terlebih dahulu ke Badan Gizi Nasional (BGN).
"Ini otoritas dari Badan Gizi Nasional, kami akan sampaikan kondisinya. Tentu kami juga terus laporan ke Pak Gubernur (Dedi Mulyadi) ya, dari tadi saya sudah 3-4 kali laporan, progresnya semua kami sampaikan," ujar Herman.
Tak cuma soal kelanjutan pendistribusian MBG di dua kecamatan itu, Herman juga menyebut akan koordinasi ke BGN terkait banyaknya tuntutan dari orang tua dan siswa agar menghentikan program tersebut buntut keracunan massal ini.
"Nah, kalau terkait itu (penolakan MBG usai keracunan), tentu kami akan laporkan juga BGN, karena otoritasnya di BGN. Yang jelas Provinsi Jawa Barat mendukung program MBG. Pak Gubernur mendukung program ini. Terkait teknisnya, ada kekurangan dan lain sebagainya, tentu kan harus dievaluasi," ucap Herman.
Saksikan selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Kamis (25/9/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!" (vrs/vrs)