Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Garut, Jawa Barat, menjelaskan asal-usul kilat di dua gunung berapi aktif, yakni Gunung Guntur dan Papandayan. BPBD Garut menyebut hal itu sebagai fenomena alam yang biasa terjadi pada awan kumulonimbus, bukan ancaman erupsi.
"Tidak benar jika ada informasi bahwa fenomena ini adalah erupsi Gunung Guntur," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh dilansir Antara, Selasa (23/9/2025).
Dia mengatakan fenomena petir yang menyala berkali-kali di wilayah Kabupaten Garut pada Senin (22/9) petang merupakan petir dalam awan yang terjadi pada awan kumulonimbus. Fenomena itu, kata dia, terjadi akibat akumulasi dan perbedaan muatan listrik di dalam awan badai.
Dia mengatakan kristal es bermuatan positif terbawa ke puncak awan. Sedangkan butiran air dan es yang lebih berat bermuatan negatif berkumpul di bagian bawah awan.
"Ketidakseimbangan muatan ini menimbulkan pelepasan energi listrik di dalam awan, sehingga muncul kilatan cahaya yang dikenal sebagai intra-cloud lightning atau sheet lightning," katanya.
Dia mengatakan kilatan cahaya itu terlihat jelas di langit Garut dan menjadi perhatian warga. Dia mengatakan fenomena itu banyak direkam.
Fenomena itu, kata dia, juga menghebohkan warga di daerah lain, seperti di Kabupaten Bandung. Dia mengatakan fenomena itu merupakan kejadian alamiah yang umum terjadi di wilayah tropis, seperti Indonesia.
(haf/imk)