PT Pupuk Indonesia (Persero) mendorong petani memanfaatkan aturan baru penebusan pupuk bersubsidi guna mengoptimalkan produktivitas pertanian jelang musim tanam akhir 2025. Optimalisasi penyerapan pupuk bersubsidi ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mewujudkan swasembada pangan nasional.
"Pemerintah menjamin ketersediaan dan akses pupuk bagi petani. Pemerintah telah menyederhanakan regulasinya, yang sebelumnya ada 145 aturan menjadi satu peraturan induk, yaitu Perpres 6/2025 dan diterjemahkan dalam Permentan 15/2025. Tujuannya memudahkan petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi," ujar General Manager (GM) Regional 2 PT Pupuk Indonesia (Persero), Fickry Martawisuda dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).
Hal tersebut ia sampaikan dalam 'Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Tata Cara Penyaluran Pupuk Bersubsidi Bersama Kementan RI dan Anggota Komisi IV DPR RI' di Bandung Barat, Rabu (17/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Regulasi terbaru melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 dan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025 dinilai mempermudah akses petani terhadap pupuk bersubsidi.
Salah satu perubahan mekanismenya adalah penyaluran pupuk langsung dari Pupuk Indonesia melalui Pelaku Usaha Distribusi (PUD) ke Penerima Pupuk di Titik Serah (PPTS), yang mencakup pengecer, gapoktan, kelompok budidaya ikan (Pokdakan), dan koperasi.
Hingga saat ini, penyaluran pupuk bersubsidi telah mencapai 54 persen dari total alokasi nasional sebesar 9,55 juta ton. Pupuk Indonesia pun mengajak petani terdaftar untuk menebus pupuk sesuai alokasi agar produktivitas pertanian meningkat sekaligus mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional.
"Momen sosialisasi ini untuk menggali bagaimana kita bisa mengoptimalkan serapan. Kita semua harus bisa menyalurkan pupuk bersubsidi dengan optimal dan sesuai dengan peraturan yang berlaku," jelasnya.
Untuk meningkatkan distribusi, Pupuk Indonesia juga menerapkan sistem digitalisasi rantai pasok bernama Indigo (Integrated Distribution & Logistics Optimization).
"Untuk optimalisasi pendistribusian pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga melakukan perbaikan. Salah satunya digitalisasi di sepanjang proses bisnis Pupuk Indonesia, mulai dari pabrik hingga PPTS semuanya sudah terdigitalisasi. Kami namakan ini Indigo (Integrated Distribution & Logistics Optimization)," pungkas Fickry.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Rajiv, mengapresiasi Pupuk Indonesia yang terus melakukan edukasi kepada petani terkait mekanisme pupuk bersubsidi. Ia berharap sosialisasi ini dapat meningkatkan pemahaman petani di Bandung Barat sehingga tingkat penyerapannya semakin optimal.
Rajiv menyebut masih ada keluhan dari petani yang tidak bisa menebus pupuk bersubsidi meski sudah membawa KTP ke kios. Namun, hal itu terjadi karena petani belum terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK). Ia meminta petani segera berkoordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) agar tercatat sebagai penerima pupuk bersubsidi.
"Saya menyampaikan terima kasih, mudah-mudahan hasil pertanian kita bisa meningkat. Saya harap Pupuk Indonesia terus melakukan sosialisasi sehingga petani terupdate peraturan-peraturan penebusan pupuk bersubsidi. Penebusan rendah ada kalanya karena petani tidak paham penebusan pupuk bersubsidi," ujar Rajiv.
Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail menambahkan bahwa program subsidi pupuk meringankan beban petani sekaligus menjaga keberlanjutan usaha pertanian.
Ia berharap seluruh pihak yang terlibat mulai dari PUD hingga PPTS dapat memahami mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi sesuai regulasi.
"Kami juga berharap kepada Pupuk Indonesia untuk menjaga ketersediaan pupuk bersubsidi di Bandung Barat," pungkas Jeje.
Sebagai informasi, Pupuk Indonesia menyiapkan stok 41.778 ton pupuk bersubsidi di Jawa Barat per 15 September 2025, terdiri atas Urea 24.515 ton, NPK Phonska 16.558 ton, dan Pupuk Organik 500 ton. Khusus di Bandung Barat, stok mencapai 853 ton dengan rincian Urea 495 ton, NPK Phonska 348 ton, dan pupuk Organik sebanyak 10 ton.
Simak juga Video 'Astra Agro: Rahasia Sukses Panen Sawit Melimpah & Ramah Lingkungan!':