Menteri Kebudayaan RI, Fadli zon melakukan kunjungan kerja ke wilayah Jawa Timur. Adapun kunjungan pertama diawali dengan kunjungan ke kantor Balai Pelestarian Kebudayaan XI Wilayah Jawa Timur.
Dalam kunjungannya, Fadli menyaksikan Uji Coba Light Detection and Ranging (LiDAR) serta Georadar di Kawasan Cagar Budaya Trowulan. LiDAR merpakan sebuah teknologi pemetaan jarak jauh yang menggunakan pulsa cahaya laser untuk mengukur jarak ke permukaan bumi atau objek lainnya.
Fadli juga menyaksikan demo pengambilan data via LiDAR (VTOL) drone. Pengambilan data ini merupakan bentuk partisipasi publik, dengan hadirnya keterlibatan dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (WALUBI) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun menyampaikan pentingnya keterlibatan ITS sebagai perguruan tinggi yang berkontribusi dalam pendidikan maupun penelitian.
"Kita berharap dengan adanya kajian kebudayaan ini, kita dapat memetakan situs-situs yang ada. Ini adalah bentuk partisipasi publik, karena memajukan kebudayaan memang harus melibatkan semua pemangku kepentingan," ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Senin (22/9/2025)..
Lebih lanjut, Fadli menyampaikan masih banyak tugas yang perlu dikerjakan, salah satunya mengungkap letak titik nol Majapahit. "Inilah titik awal penggunaan LiDAR dan metode geometri. Mudah-mudahan hasil yang diperoleh bisa dikombinasikan dengan penelitian lain, sehingga data bisa kita baca, interpretasikan, dan kemudian ditindaklanjuti," harapnya.
Fadli menegaskan orientasi pelestarian kebudayaan adalah melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina. Menurutnya, situs-situs baru yang ditemukan perlu dilakukan langkah pelindungan dan penelitian.
"Museum adalah salah satu fokus kita saat ini. Kita akan bekerja sama dengan pihak swasta, korporasi, perguruan tinggi, dan lainnya. Museum bisa menjadi pusat pengetahuan, untuk menghidupkan ekosistem Majapahit. Perlu keterlibatan pemerintah, masyarakat desa, dan semua pihak," papar Fadli.
Pada kesempatan ini, Fadli juga menyampaikan pentingnya kehadiran museum yang representatif mewakili kebesaran Majapahit.
"Baru-baru ini kita juga melakukan sayembara desain (museum), serta penelitian menggunakan teknologi LiDAR untuk kawasan Trowulan seluas 20 km persegi. Dari hasil LiDAR ini, kita bisa mendapat gambaran potensi titik-titik anomali yang mungkin bisa diteliti lebih jauh, dan mudah-mudahan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang selama ini belum terjawab," ucap Fadli.
Sementara itu, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, Endah Budi Heryani, menyampaikan rencana penggunaan LiDAR serta Georadar pada pekan depan.
"Secara umum, hasil penelitian di lokasi yang telah dipilih dengan pendekatan metode geofisika, benda anomali yang berasosiasi dengan struktur atau batu bata yang terpendam oleh tanah dapat teridentifikasi dengan baik," paparnya.
Penggunaan metode geofisika diharapkan mampu mengungkap informasi baru yang dapat melengkapi narasi sejarah peradaban Majapahit serta memberikan wawasan lebih dalam tentang struktur peradaban besar ini di masa lalu.
Sebagai informasi, turut hadir pada kegiatan tersebut, antara lain Bupati Mojokerto, Muhammad Al-Barra; Direktur Warisan Budaya, I Made Dharma Suteja; perwakilan WALUBI, perwakilan ITS, beserta sejumlah pegawai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI.
(ega/ega)