19 September Peringati Hari Peristiwa Tunjungan, Simak Sejarahnya

19 September Peringati Hari Peristiwa Tunjungan, Simak Sejarahnya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Jumat, 19 Sep 2025 06:20 WIB
Pemain  mementaskan drama kolosal peringatan peristiwa perobekan bendera Belanda oleh para pejuang di Hotel Majapahit (dulu Hotel Yamato) Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (17/9/2023). Kegiatan tersebut untuk memperingati peristiwa aksi perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih oleh para pejuang pada 19 September 1945. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/nz
Drama kolosan perobekan bendera di Hotel Yamato (Foto: ANTARA FOTO/DIDIK SUHARTONO)
Jakarta -

Setiap 19 September, masyarakat Indonesia khususnya di Surabaya memperingati Hari Peristiwa Tunjungan. Peringatan ini merujuk pada insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato pada 1945, yang menjadi simbol perlawanan arek-arek Suroboyo terhadap penjajahan.

Momen bersejarah itu tidak hanya tercatat dalam catatan arsip, tetapi juga terus diingat melalui beragam kegiatan tahunan. Lantas, bagaimana sebenarnya kronologi peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Hari Peristiwa Tunjungan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal Mula Insiden Hotel Yamato

Mengutip dari situs resmi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), insiden Hotel Yamato terjadi pada 19 September 1945, beberapa pekan setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Saat itu, sekelompok warga Belanda yang baru saja kembali ke Surabaya mengibarkan bendera merah-putih-biru di atap Hotel Yamato di Jalan Tunjungan.

Tindakan itu memicu kemarahan rakyat Surabaya. Mereka menilai pengibaran bendera Belanda tersebut sebagai bentuk provokasi dan pelecehan terhadap kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan.

ADVERTISEMENT

Proses Perobekan Bendera Belanda

Menurut keterangan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kota Surabaya, situasi di sekitar Hotel Yamato memanas ketika tokoh-tokoh pemuda dan masyarakat berusaha menurunkan bendera Belanda. Negosiasi sempat dilakukan, namun tidak mencapai kesepakatan.

Ketegangan akhirnya berujung pada aksi heroik. Seorang pemuda Surabaya berhasil memanjat ke atap hotel, menurunkan bendera Belanda, lalu merobek bagian birunya. Yang tersisa adalah bendera merah putih, simbol kemerdekaan Indonesia. Peristiwa itu pun menjadi pemantik semangat perlawanan rakyat Surabaya terhadap penjajah.

Makna dari Peristiwa Tunjungan

Insiden di Hotel Yamato kemudian dikenang sebagai simbol keberanian rakyat Surabaya mempertahankan kemerdekaan. Dilansir dari ANRI, aksi tersebut menegaskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan tunduk pada upaya penjajahan kembali.

Peristiwa Tunjungan juga menjadi salah satu rangkaian penting yang mengawali pertempuran besar di Surabaya pada 10 November 1945. Semangat heroik itu kemudian mengakar kuat dalam identitas masyarakat Surabaya sebagai kota pahlawan.

Peringatan Peristiwa Tunjungan 2025

Setiap tahunnya, Hari Peristiwa Tunjungan diperingati melalui beragam kegiatan, termasuk pementasan drama kolosal yang menggambarkan kembali insiden bersejarah di Hotel Yamato. Teatrikal tersebut biasanya digelar di depan Hotel Majapahit, nama baru dari Hotel Yamato.

Untuk tahun ini, dilansir Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya akan mengadakan drama kolosal "𝙎đ™Ē𝙧𝙖𝙗𝙖𝙮𝙖 𝙈𝙚𝙧𝙖𝙝 𝙋đ™Ē𝙩𝙞𝙝" pada Minggu, 21 September 2025 di Hotel Majapahit Surabaya, Jl. Tunjungan mulai pukul 07.00 WIB.

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads