Pansel KPU Harus Jelaskan ke Publik Mekanisme Penilaian

Pansel KPU Harus Jelaskan ke Publik Mekanisme Penilaian

- detikNews
Selasa, 31 Jul 2007 13:09 WIB
Jakarta - Hasil seleksi calon anggota KPU oleh panitia seleksi (pansel) membuat anggota FPPP DPR terkaget-kaget. Beberapa nama yang diharapkan masuk karena integritas dan kemampuannya sudah diakui publik, ternyata tidak muncul dalam 45 nama yang lolos."Ya saya kaget lihat itu, masak orang-orang seperti Hadar Gumay, Mas Didik, Pak Ramlan, Indra J Pilliang nggak lolos. Ini dipertanyakan mekanismenya," kata anggota Komisi II FPPP Lena Maryana Mukti di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (31/7/2007).Menurut Lena, panitia seleksi harus menjelaskan kepada publik terkait hasil seleksinya tersebut. Karena jika tidak, publik akan terus mempertanyakan prosedur, desain dan mekanisme seleksi yang menghasilkan orang-orang baru ini."Kita beri kesempatan kepada mereka menjelaskan kepada publik. Kalau tidak ada penjelasan baru kita akan mengambil tindakan. Kalau memang mereka melakukan itu tidak pada tempatnya, kita akan letakkan pada tempatnya," tutur Lena.Lena juga menegaskan, tidak bisa memahami hasil seleksi tersebut. Lena lalu mencontohkan Didik Supriyanto, mantan anggota Panwas yang sudah cukup baik dari sisi intelektual, pengalaman, integritas serta penguasaan materi, namun gagal pada seleksi awal."Saya sama Mas Didik itu sudah cukup lama kenal dan berkomunikasi secara intelektual, dia juga mantan Panwas. Jadi saya tahu persis integritas dan kemampuannya, tapi kok tidak lolos?" tanya Lena."Belum lagi Hadar Gumai tidak lolos. Kalau Pak Ramlan mungkin karena terkait masalah lama, tapi kan kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Tapi kenapa hasilnya seperti ini," imbuh dia.Saat ditanya apakah Komisi II akan meminta seleksi ulang karena hasilnya tidak mencerminkan aspirasi publik, Lena mengatakan, "Kita kasih dulu pansel kesempatan untuk menjelaskan kepada publik."Sementara Ketua DPR Agung Laksono mengaku belum tahu hasil seleksi. Namun dia akan meminta klarifikasi ke Komisi II terkait nama-nama yang lolos yang selama ini tidak dikenal publik."Saya belum tahu itu, saya akan klarifiksi ke Komisi II," ujarnya.Apakah hasil seleksi sudah cukup maksimal? "Saya belum bisa komentar karena saya belum tahu masalahnya. Nanti saya cek dulu," kata dia. (umi/sss)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads