Cerita Prajurit TNI Harap-harap Cemas di Udara Salurkan Bantuan ke Gaza

Cerita Prajurit TNI Harap-harap Cemas di Udara Salurkan Bantuan ke Gaza

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 14 Sep 2025 06:05 WIB
Satgas Garuda Merah Putih II kembali dari misi kemanusiaan Gaza, Palestina, yakni mengirimkan 91,4 ton bantuan logistik dengan metode air drop sejak 13 Agustus lalu, Sabtu (13/9/2025).
Satgas Garuda Merah Putih II tiba di Tanah Air usai mengirim bantuan ke Gaza, Sabtu (13/9/2025). (Taufiq Syarifudin/detikcom)
Jakarta -

Satgas Garuda Merah Putih II akhirnya kembali tiba di Tanah Air usai 30 hari menjalankan misi kemanusiaan ke Gaza, Palestina. Rasa harap-harap cemas dirasakan prajurit TNI saat berada di udara mendistribusikan bantuan ke Gaza.

Untuk diketahui, Satgas Garuda Merah Putih II memiliki 88 personel yang terdiri atas kru penerbang dan pendukung teknis. Mereka menjalankan misi menggunakan 3 pesawat Hercules C-130J TNI AU dari Skadron Udara 31.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satgas TNI Garuda Merah Putih-II mengirim bantuan kemanusiaan sebanyak 18,7 ton via udara untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza. (dok. Puspen TNI)Satgas TNI Garuda Merah Putih-II mengirim bantuan kemanusiaan sebanyak 18,7 ton via udara untuk rakyat Palestina di Jalur Gaza. (dok. Puspen TNI)

Satgas Garuda Merah Putih II berangkat dari Halim Perdanakusuma pada 13 Agustus lalu, sementara operasi berjalan sejak 17 Agustus hingga 9 September 2025 melalui airdrop dari Yordania dan Mesir. Total bantuan sebesar 91,4 ton atau sekitar 520 bundel.

ADVERTISEMENT

Usai 30 hari, para prajurit kembali tiba di tanah air. Ketibaan mereka disambut oleh Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Mohamad Tonny Harjono.

"Dari tanggal 17 Agustus 2025, mereka melakukan dropping sampai 28 Agustus 2025. Total yang sudah didrop seberat 91,4 ton dengan jumlah buckle itu ada 520 buckle, yang diterjunkan didrop di Gaza," kata Tonny setelah menyambut Satgas di Lanud Halim, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Tonny memastikan bantuan logistik merupakan bentuk solidaritas kemanusiaan sesama umat manusia. Terlebih, menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang sudah beberapa kali melakukan misi ini sebelumnya.

"Ini sebuah catatan sejarah dan hadiah istimewa RI di HUT ke-80, dan misi dari Bapak Presiden ini sebagai wujud nyata Indonesia menjunjung tinggi solidaritas kemanusiaan," ucapnya.

Satgas Garuda Merah Putih II mengirimkan bantuan ke Gaza di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2025).Saat Satgas Garuda Merah Putih II hendak berangkat mengirimkan bantuan ke Gaza di Pangkalan Angkatan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (13/8/2025). (Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom)

Selain itu, Tonny berterima kasih kepada seluruh personel yang telah menjalankan misi dengan baik. Tak lupa dia juga memberi penghargaan atas kesuksesan misi itu.

"Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh personel Satgas atas dedikasi dan pengabdian, sehingga misi airdrop bantuan kemanusiaan di Gaza dapat berjalan lancar, sukses, dan aman," ungkapnya.

Penuh Tantangan

Komandan Satgas Garuda Merah Putih II Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto menceritakan misi kemanusiaan ke Gaza, Palestina, yang memakan waktu 30 hari. Dia mengungkap banyak tantangan selama menjalani misi itu.

"Di lapangan kendala cukup banyak ya, yang pertama memang kami melaksanakan Solidarity Path Operation ini kan tidak sendiri, artinya diinisiasi oleh Jordan Air Forces. Kemudian ada beberapa negara yang terlibat, kurang lebih 12 negara termasuk Indonesia," kata Puguh kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025).

Komandan Satgas Garuda Merah Putih II Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh YuliantoKomandan Satgas Garuda Merah Putih II Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto (Foto: Taufiq Syarifudin/detikcom)

Selama menjalankan misi, Puguh dan timnya harus melewati zona konflik. Mereka harus menerbangkan pesawat di atas medan perang sehingga muncul rasa kecemasan.

"Dinamikanya kalau dari sisi penerbangan cukup menantang, karena posisi kami masuk dalam area pertempuran sehingga ada beberapa dari rekan negara yang kami melaksanakan juga menyiapkan beberapa pencegahan-pencegahan tersendiri," ucap dia.

Selain itu, ada juga kendala administrasi yang sempat menghambat misi tersebut. Namun, masalah itu berhasil di atas, sehingga bisa melanjutkan misinya.

"Kaitannya dengan tersebut, bagi kami selaku Satgas Garuda Merah Putih intinya yang cukup handicap adalah pada saat perizinan penerbangan. Karena tidak semudah kami melakukan perizinan karena harus ada counterpart yang mengizinkan yang notabene otoritasnya ada di negara Yordania," jelas dia.

Berbagai tantangan itu akhirnya terbayar setelah logistik yang dibawa tersampaikan dengan baik ke warga Gaza. Mereka memantau secara langsung logistik yang diturunkan lewat airdrop bisa mencapai warga.

"Dari segi logistik dan sebagainya, insyaallah ter-cover dengan baik baik dari rekan-rekan Baznas maupun dari rekan-rekan dari Satgas," katanya

Puguh menjelaskan metode airdrop yang digunakan dalam misi ini yakni menerjunkan barang dengan payung udara. Berat tiap bundle-nya sekitar 150 kilogram.

"Yang kami laksanakan kalau media airdrop itu kan ada beberapa tingkatan atau jenis, ada kita sebutlah lite, medium, sama heavy. Yang kami laksanakan adalah lite karena sesuai dengan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat bahwa aman tidak pakai airdrop, insyaallah aman-aman saja karena berat yang kami pakai itu antara 150-165 kilogram," jelasnya.

Tonton juga video "Perjuangan TNI Terjunkan Bantuan di Tengah Perang Gaza" di sini:

Halaman 2 dari 2
(eva/fca)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads