Menteri Keuangan RI Purbaya Yudhi Sadewa, bercerita dirinya dicap sok tahu hingga sok pintar lantaran menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 6 persen. Purbaya mengatakan sang istri bahkan menyebutkan dia sombong lantaran pernyataan itu.
Pernyataan ini disampaikan Purbaya saat menanggapi cecaran terkait target pertumbuhan ekonomi di angka 6-7 persen dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI. Adapun dalam RAPBN 2026, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,4 persen.
"Kenapa tadi saya bisa 6 persen, 'Si Purbaya sok tahu' kenapa bisa 6 persen, orang-orang bilang 'sok tahu lu', di luar bilang gitu 'sok pintar', istri saya bilang 'kamu sombong' katanya, tapi ini berdasarkan pengalaman selama ini," ujar Purbaya dalam Rapat Kerja di Komisi XI DPR, kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (10/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyinggung perekonomian bisa tumbuh di angka 6 persen kala kepemimpinan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dia menyebutkan pada pemerintahan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) pertumbuhan ekonomi berkisar 5 persen.
"Kalau saya balikkan, lihat aja zamannya Pak SBY 6 persen private, zaman Jokowi pemerintah 5 (persen), kalau kita gabungkan gimana? pasti di atas itu," kata dia.
Kendati demikian, Purbaya menyadari bahwa angka pertumbuhan ekonomi tak ujug-ujug berada di angka 6,5 atau 6,7 persen seperti yang disampaikan. Namun ia yakin potensi naiknya angka pertumbuhan ekonomi terbuka lebar.
"Itu langkah simpel saja yang mungkin nggak terlalu panjang untuk bisa kita lihat dampaknya, mungkin nggak secepat 6,5, 6,7 yang saya bilang, tapi gerakan ke arah sana sudah terbuka lebar kalau kita biarkan private sector bekerja," ujar Purbaya.
"Jadi gini, saya termasuk yang percaya bahwa agen-agen ekonomi itu mempunyai otak sendiri daripada pemerintah nggak mungkin mengontrol semua agen ekonomi untuk berjalan. Tapi, saya ciptakan kondisi di mana mereka berpikir dan berjalan dan bisa tumbuh bisa berbisnis dengan suasana, situasi yang ada," imbuhnya.
Sorotan Legislator
Anggota Komisi XI DPR RI, Harris Turino, menyoroti pernyataan Menkeu Purbaya yang ingin menciptakan pertumbuhan ekonomi 6-7 persen. Legislator PDIP ini lantas menyinggung APBN 2026 yang dipatok pada angka 5,4 persen.
"Nah kita juga tau bahwa PHK masih terjadi, Pak, pengangguran walaupun turun ya, masih terasa di masyarakat angka kemiskinan juga walaupun turun, masyarakat daya belinya masih susah, defisit APBN 2,48 persen itu harus dijaga ketat, utang jatuh tempo tahun ini cukup tinggi dan juga tekanan internasional juga belum terlalu positif," ungkap Harris.
Kendati demikian, Harris menyambut baik semangat dari Menkeu Purbaya. Haris berharap dengan langkah yang dilakukan menteri baru ini, pertumbuhan ekonomi 8 persen yang ditargetkan Prabowo dapat terwujud.
"Harapannya adalah memang akhirnya angka 8% yang berkali-kali disampaikan oleh Presiden Prabowo bisa tercapai. Kita sama-sama ingin mencapai ke sana, tapi persoalannya adalah di 5,4% pertumbuhan ekonomi itu kalau geser ke 6 sampai 7% tentu kan ada parameter lain yang berubah," kata dia.
Lihat juga Video Purbaya Janji Bakal Perbaiki Kebijakan Fiskal-Moneter