Menteri Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto mengatakan visi ketahanan pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto adalah hal yang sangat berdampak positif untuk kesejahteraan bangsa. Oleh sebab itu, Kementerian Imipas mendorong jajaran untuk turut berkontribusi menyukseskan dan akan menjadikan program Ketahanan Pangan sebagai indikator penilaian para kepala rutan (karutan) dan kepala lapas (kalapas).
"Ketahanan pangan yang dicanangkan Bapak Presiden itu luar biasa. Kedaulatan pangan itu seharusnya dimulai dari diri sendiri dari diri tiap kita. Kalau kita bisa membangun ketahanan pangan dari keluarga, lingkungan RT, RW, kemudian kelurahan ,kecamatan, kabupaten terus ke atas. Apa yg dicanangkan Bapak Presiden perlu dukungan kita semua dari tiap orang," kata Menteri Agus di Kawasan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah (Jateng), Selasa (9/9/2025).
Dia meminta jajaran karutan dan kalapas juga memiliki semangat dalam mewujudkan visi Ketahanan Pangan. Diketahui, Ketahanan Pangan di Kawasan Nusakambangan yang digagas Menteri Agus berupa pelatihan kerja menanam padi, jagung, peternakan ayam, sapi, kambing, domba; budi daya ikan nila, tambak udang; dan terakhir penanaman pohon kelapa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ke depan saya akan menjadikan program pembangunan Ketahanan Pangan ini menjadi salah satu penilaian bagi kalapas dan karutan, apakah mereka mampu meningkatkan warga binaan permasyarakatan yang mengikuti program Balai Latihan Kerja dan program-program lain yang dicanangkan pimpinan," ujar Menteri Agus.
Dia juga menjelaskan awal mula memutuskan Kementerian Imipas mengambil peran dalam Ketahanan Pangan, yakni sejak dia dilantik oleh Presiden Prabowo.
"Ini berawal dari kami dilantik Bapak Presiden tanggal 20 Oktober, kemudian belanja-belanja masalah, kemudian begitu banyaknya warga binaan permasyarakatan dan tahanan yg menjadi tanggung jawab kami," terang Menteri Agus.
"Kemudian, saya melihat bahwa warga binaan permasyarakatan ini belum banyak yang dilibatkan dalam proses pembinaan permasyarakatan," sambung dia.
Menteri Agus mendapati Balai Latihan Kerja (BLK) permasyarakatan yang terbatas, baik dari sisi jumlah prasarana maupun napi yang dilibatkan. Padahal, menurut dia, kehadiran BLK sangat penting agar warga binaan dapat mempersiapkan diri dengan kemampuan kerja sebelum bebas.
"BLK yang sangat terbatas. Awal kalau ga salah sekitar 4.000 warga binaan yang mengikuti program BLK di seluruh lapas dan rutan di seluruh Indonesia," tutur Menteri Agus.
Dia lalu 'mengawinkan' Asta Cita dengan langkah-langkah pembenahan lapas. Dia bersyukur program-program pembinaan napi mendapat dukungan dari kementerian dan lembaga lainnya.
"Bergerak dari sana (kendala di pembinaan lapas) kami membaca apa yang menjadi beberapa kebijakan Bapak Presiden dan program Asta Cita, kemudian kami jabarkan dalam 13 program akselerasi. Nomor 1, 4, 7, dan 8 Asta Cita, ini yang kita jabarkan dalam 13 program akselerasi," ungkap Menteri Agus
"Kami tidak bisa bekerja sendiri, kami alhamdulillah mendapat dukungan dari kementerian lembaga yang lain. Dan tentunya tidak lepas daripada kesadaran teman-teman di jajaran Imigrasi dan Permasyarakatan," pungkas Menteri Agus.
Simak juga Video: Menteri ATR/BPN: Tahan Laju Alih Fungsi Lahan Demi Ketahanan Pangan