Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman meminta Komisi Yudisial (KY) aktif melakukan talent scouting calon hakim agung. Habiburokhman menilai seharusnya KY Tak bersifat pasif hanya menunggu pendaftar.
"Adakah KY melakukan yang namanya semacam pencarian hakim-hakim, calon hakim agung yang didorong untuk mengikuti tes, karena dikenal dengan integritasnya prestasinya dan sebagainya?" kata Habiburokhman dalam rapat Komisi III DPR bersama Panitia Seleksi (Pansel) Calon Hakim Agung, di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Habiburokhman meminta KY tak pasif menunggu pendaftaran. Sebab, terkadang ada pula hakim-hakim yang berintegritas tetapi enggan mendaftar.
"Saya dulu advokat, saya dulu melihat banyak hakim-hakim yang berkualitas, saya ikuti orang-orang itu nggak ada yang mendaftar, karena tidak ada yang meng-endorse," ujarnya.
"Padahal kita saksi, menyaksikan bagaimana orang berintegritas di tengah situasi penuh godaan bisa membuat putusan-putusan yang dirasa adil oleh masyarakat kecil terutama," sambung dia.
Menanggapi itu, Ketua KY Amzulian Rifai memastikan pihaknya telah melakukan talent scouting. Dia menegaskan KY tak hanya bersifat pasif menunggu calon mendaftar.
"Pertanyaannya adalah apakah kita tidak ada upaya secara aktif mencari calon? Tentu ada, bahkan Ketua Mahkamah Agung itu biasanya menyarankan kepada para hakim tinggi yang menurut beliau baik, itu saya komunikasi langsung," jelas Amzulian.
Namun, kata dia, ada dilema-dilema yang dirasakan dalam melakukan talent scouting. Amzulian mengatakan meski dilakukan talent scouting, mekanisme seleksi tetap harus diikuti.
"Kadang-kadang di satu sisi kita menganggap orang ini baik, tapi ada mekanisme yang harus dilalui, dia yang sehari-hari kita anggap bagus baik, tapi kemudian tahap-tahapan yang begitu ketat kita berikan ini mereka tidak lolos," paparnya.
Amzulian mengatakan pihaknya juga telah menghubungi hakim-hakim yang dikenalnya untuk ikut dalam seleksi calon hakim. Dia mengatakan dari 161 orang yang lolos seleksi administrasi, bukan hanya hasil dari mendaftar.
"Kami juga ada beberapa kenal, kita hubungi, Pak Ketua Mahkamah Agung juga begitu, saya tanya 'bapak bagaimana bisa tahu?' 'saya ini disarankan, Pak Ketua MA minta saya daftar', itu salah satu bukti tidak hanya kita bersifat pasif," tuturnya.
Simak juga Video: KY Tak Gelar Seleksi Calon Hakim Agung Imbas Efisiensi, Ini Respons MA