Contoh Khotbah Jumat Maulid Nabi 2025, Ini Naskahnya!

Contoh Khotbah Jumat Maulid Nabi 2025, Ini Naskahnya!

Kanya Anindita Mutiarasari - detikNews
Rabu, 03 Sep 2025 13:32 WIB
Ilustrasi Khutbah.
Ilustrasi khotbah (Foto: Raka Dwi Wicaksana/Unsplash)
Jakarta -

Maulid Nabi Muhammad SAW 2025 diperingati pada 5 September. Tahun ini merupakan peringatan Maulid Nabi 1447 H.

Berikut contoh naskah khotbah Jumat Maulid Nabi 2025.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

2 Contoh Teks Khotbah Maulid Nabi 2025

Mengutip dari situs Kemenag RI dan NU Online, ini contoh khotbah Jumat dengan tema Maulid Nabi yang bisa dijadikan referensi.

1. Kehancuran Pasukan Bergajah Menjelang Lahirnya Nabi Muhammad

Ma'āsyiral muslimīn rahimakumullāh,

ADVERTISEMENT

Segala puji bagi Allah yang telah membimbing kita ke jalan yang lurus dan memberikan pemahaman dalam agama yang benar. Kita bersyukur atas nikmat Islam dan iman yang terus tertanam dalam hati, memungkinkan kita untuk istikamah dalam menunaikan ibadah salat Jum'at. Semoga setiap langkah kita menuju masjid, doa yang kita panjatkan, serta rakaat yang kita laksanakan diterima sebagai amal saleh di sisi-Nya.

Selawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri teladan bagi umat manusia. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak, amin ya Rabbal alamin.

Melalui mimbar khotbah yang mulia ini, saya berwasiat kepada diri pribadi dan kepada seluruh jemaah sekalian, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Takwa adalah bekal terbaik yang dapat kita bawa untuk kehidupan akhirat.

Jemaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Kisah kehancuran pasukan bergajah (Ashḥābul Fīl) merupakan salah satu tanda kebesaran Allah SWT menjelang lahirnya junjungan kita Nabi Muḥammad SAW. Tahun itu dikenal sebagai 'Āmul Fīl, yaitu Tahun Gajah, dan di tahun itulah Allah menakdirkan lahirnya Nabi terakhir, penutup para rasul, pembawa risalah agung bagi seluruh alam.

Pasukan bergajah dipimpin oleh Abrahah Al-Ḥabasyī, Gubernur Yaman di bawah kekuasaan Habasyah. Ia membangun sebuah gereja megah di Ṣan'ā' bernama Al-Qullays, dengan maksud agar manusia berpaling dari Kakbah di Makkah. Namun Allah Swt telah menetapkan bahwa Baitullah akan selalu dijaga dan dimuliakan, sejak dibangun oleh Nabi Ibrāhīm a.s. dan putranya Ismā'īl. Ketika mendengar ada orang yang meremehkan AlQullays, Abrahah murka dan berniat menghancurkan Kakbah.

Maka berangkatlah ia dengan pasukan besar, dilengkapi dengan gajah-gajah yang gagah, yang pada masa itu menjadi simbol kekuatan luar biasa. Namun, manusia boleh merencanakan, sementara Allah-lah yang menentukan. Ketika Abrahah sampai di dekat Makkah, Allah menampakkan kuasa-Nya. Gajah-gajah yang ia bawa enggan melangkah menuju Baitullah. Tatkala diarahkan ke arah lain, gajah itu bergerak, tetapi saat diarahkan ke Kakbah, gajah itu duduk dan menolak.

Inilah tanda bahwa makhluk sekalipun tunduk pada kehendak Allah. Sebagaimana firman-Nya:

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَفَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا

"Tidak satu pun hewan yang bergerak di atas bumi melainkan dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya." (Q.S. Hud [11]: 6).

Kemudian Allah mengutus burung-burung yang datang berbondong-bondong, disebut ṭhairan abābīl, yang membawa batu-batu kecil dari sijjīl. Batu itu dilemparkan kepada pasukan Abrahah hingga tubuh mereka hancur luluh, seperti daun yang dimakan ulat. Dengan demikian, Allah menegaskan bahwa siapa saja yang berniat merusak kehormatan Baitullah akan binasa.

Jemaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Imām Ibn Katsīr dalam Tafsīr Al-Qur'ān Al-'Aẓīm menjelaskan bahwa peristiwa ini menjadi muqaddimah (pengantar) kelahiran Nabi SAW, karena Allah hendak membersihkan Tanah Ḥaram dari kekuatan asing sebelum hadirnya seorang rasul yang membawa cahaya kebenaran. Inilah sunnatullāh, bahwa Allah menyiapkan panggung sejarah bagi datangnya Nabi terakhir dengan cara yang penuh keajaiban.

Para ulama juga menegaskan bahwa kisah Ashḥābul Fīl bukan sekadar sejarah, melainkan ibrah (pelajaran). Imām Al-Qurṭubī berkata dalam tafsirnya:

فِي هَذِهِ الْآيَاتِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى هُوَ الْمُحَافِظُ عَلَى بَيْتِهِ وَأَنَّهُ مَا كَانَ لِأَحَدٍ أَنْ يَمْنَعَهُ سِوَاهُ

"Dalam ayat-ayat ini terdapat dalil bahwa Allah sendirilah yang menjaga rumah-Nya (Kakbah), dan tidak ada seorang pun yang mampu menjaganya selain Dia."

Jemaah Jumat yang dirahmati Allah,

Jika kita renungkan, peristiwa ini mengandung pesan mendalam. Pertama, Allah Maha Kuasa menghancurkan makar manusia, betapapun besar pasukan dan peralatannya. Dalam logika manusia, mustahil Kakbah yang hanya berupa bangunan sederhana dapat bertahan dari pasukan bergajah yang perkasa. Tetapi Allah menunjukkan kuasa-Nya. Hal ini mengingatkan kita bahwa segala bentuk kezaliman dan kesombongan pasti akan hancur.

Kedua, Allah hendak menunjukkan bahwa Kakbah adalah pusat tauhid yang akan dijaga sepanjang masa. Maka lahirlah Rasulullah SAW tidak lama setelah itu, yang kelak akan membersihkan Kakbah dari berhala dan mengembalikannya sebagai rumah ibadah yang murni hanya untuk Allah.

Ketiga, umat Islam hari ini harus mengambil pelajaran bahwa siapa saja yang berusaha merusak kehormatan agama, menginjak-injak syiar Islam, atau berlaku sombong dengan kekuatan duniawi, maka akhir yang menanti hanyalah kehancuran.

Imām Al-Ghazālī dalam Iḥyā' 'Ulūmiddīn mengingatkan:

العِبْرَةُ بِخَوَاتِيمِ الْأُمُورِ ، فَمَنْ اسْتَعَدَّ بِغَيْرِ اللَّهِ أَضَلَّهُ اللَّهُ

"Pelajaran itu ada pada akhir suatu urusan. Barang siapa mencari kemuliaan bukan dengan Allah, maka Allah akan menyesatkannya."

Jemaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Peristiwa kehancuran pasukan bergajah menjelang kelahiran Nabi SAW seakan mengisyaratkan bahwa kegelapan syirik dan kesombongan akan segera digantikan oleh cahaya kenabian. Tidak ada yang mampu menghalangi datangnya rahmat Allah. Allah berfirman:

يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

"Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut-mulut (ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, justru hendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukai." (Q.S At-Taubah [9]: 32).

Oleh sebab itu, kita sebagai umat Nabi SAW harus meneladani pesan dari 'Āmul Fīl. Jangan sampai kita menjadi seperti Abrahah yang sombong dan zalim, merasa kuat dengan kekuasaan dan harta. Hendaklah kita menjadi hamba yang tunduk, menjaga kehormatan agama, dan senantiasa bertawakal kepada Allah dalam segala urusan.

Jemaah Jum'at yang dirahmati Allah,

Marilah kita jadikan kisah ini sebagai pengingat agar kita senantiasa menjaga hati dari kesombongan, menjaga amal dari riya', dan menjaga kehidupan dari ketergantungan pada selain Allah. Sebab, sehebat apapun perencanaan manusia, tanpa rida Allah akan sirna. Sebaliknya, sekalipun kita lemah, jika Allah menolong, maka tidak ada yang dapat mengalahkan.

Tonton juga video "Kemeriahan Tradisi Meron di Pati untuk Peringati Maulid Nabi" di sini:

2. Maulid Nabi Muhammad dan 5 Tugas Kenabian

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah Jumat pada kesempatan mulia ini, khatib mengajak kepada jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa menguatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan cara menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Di antara perintah yang saat ini menemukan momentumnya adalah perintah untuk memperbanyak bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana kita tahu bersama bahwa, saat ini kita sudah berada di bulan Rabiul Awwal yang merupakan bulan kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Pada bulan ini kita dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada sosok mulia yang telah membawa penerang kehidupan dunia dari sebelumnya penuh dengan kejahiliyahan dan kegelapan.

Shalawat sendiri merupakan ibadah yang sangat istimewa. Bukan hanya kita manusia yang diperintahkan untuk bershalawat. Allah yang memberi perintah bershalawat, termasuk juga para Malaikat Allah, pun bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Hal ini jelas termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلْبِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلَّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya."

Rasulullah juga telah mengungkapkan keistimewaan dan keutamaan bershalawat kepadanya di antaranya akan membalas umatnya yang bershalawat kepadanya. Dalam haditsnya disebutkan:

مَنْ صَلَّى عَلَى وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

Artinya, "Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali," (HR Muslim).

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Momentum bulan Rabiul Awal menjadi saat yang tepat untuk memperbanyak shalawat dengan memperingati kelahiran Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi merupakan wujud cinta dan penghormatan kepada beliau. Peringatan maulid juga bukan hanya sekadar mengenang kelahirannya, tetapi juga menjadi momentum untuk meneladani sosok penting dalam terciptanya kehidupan dunia ini.

Dalam sebuah lirik Qashidatul Burdah, Imam Al-Bushiri menyatakan bahwa Nabi Muhammad saw lah yang menjadi sebab penciptaan dunia. Hal ini selaras juga dengan sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqi dalam kitab Hasyiyatul Baijuri ala Matnil Burdah halaman 21:

وَكَانَ رَأَى عَلَى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوبًا: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ سَأَلْتَنِي بِحَقِّهِ أَنْ أَغْفِرَ لَكَ، وَلَوْلَاهُ مَا خَلَقْتُكَ

Artinya: "Nabi Adam AS ketika itu melihat catatan 'Lâ ilâha illallâh, Muhammadur Rasûlullâh' pada tiang-tiang Arasy. Allah menjawab; 'Kau meminta dengan namanya (Nabi Muhammad SAW) agar Aku mengampunimu. Sungguh, kalau bukan karenanya, Aku tidak akan menciptakanmu.

Dari hadits ini bisa kita pahami bahwa jika bukan karena Nabi Muhammad SAW, niscaya Allah takkan menciptakan Nabi Adam. Jika Nabi Adam tidak diciptakan oleh Allah, maka niscaya keturunan Nabi Adam takkan diciptakan. Pada kenyataannya, Allah menciptakan Nabi Adam As dan anak keturunannya. Allah juga menciptakan alam semesta ini hanya untuk keperluan manusia. Jadi, hanya karena Nabi Muhammad SAW Allah menciptakan alam semesta raya ini.

Adapun hadirnya Rasulullah ke muka bumi ini telah di sebutkan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 45-46. Dalam ayat ini dijelaskan lima tugas utama yang diemban Rasulullah sebagai Nabi terakhir. Allah berfirman:

يَأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيرًا

Artinya: "Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan. dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi."

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa tugas pertama Nabi Muhammad adalah sebagai شَاهِدًا "Syahidan" (saksi). Maksud dari saksi ini adalah menyaksikan keesaan Allah dan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Nabi Muhammad juga menjadi saksi terhadap umat manusia tentang amal perbuatan kita kelak di hari kiamat. Hal ini selaras dengan Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 143:

لِتَكُوْنُوْا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا

Artinya: "agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu."

Tugas kedua adalah sebagai مُبَشِّرًا (Mubasysyiran) pembawa kabar gembira. Rasulullah diutus untuk menyampaikan berita gembira kepada orang-orang mukmin dengan pahala yang berlimpah yang diberikan Allah atas ketaatan pada perintah Allah SWT. Tugas ketiga adalah نَذِيْرًاۙ (Nadziran) pemberi peringatan. Rasulullah diamanahi oleh Allah SWT untuk mengingatkan kepada orang-orang kafir bahwa siksaan Allah sangatlah mengerikan dan pedih.

Tugas Nabi Muhammad keempat adalah menjadi دَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ (Daiyan ilallah) penyeru manusia kepada Agama Allah. Maksud penyeru adalah menyeru kepada semua makhluk untuk menyembah Tuhan, Allah SWT. Kemudian tugas Nabi yang kelima adalah menjadi سِرَاجًا مُّنِيْرًا (Sirajan Muniran) cahaya penerang yakni kebenaran yang sangat jelas dan terang benderang. Kebenaran ini seperti sinar matahari yang tiada seorang pun mengingkarinya kecuali orang yang membangkang dan tidak mau tunduk kepada kebenaran.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengakhiri khutbah ini, khatib mengajak kepada jamaah untuk terus menguatkan cinta kepada Rasulullah sekaligus bisa memahami tugas Rasulullah untuk dijadikan rambu-rambu dalam menjalani kehidupan ini. Mari kita perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad dengan menggelar peringatan Maulid Nabi sekaligus meneladani sikap Rasulullah dalam menegakkan kebenaran, menyebarkan kedamaian, serta menjadi cahaya bagi lingkungan sekitar.

Dengan menjadikan Rasulullah sebagai teladan hidup, kita berharap dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat serta termasuk dalam golongan orang-orang yang mendapat syafaat beliau kelak di yaumil akhir. Amin.

Halaman 2 dari 2
(kny/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads