Udang beku asal Indonesia dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS) diduga mengandung radioaktif cesium (Cs-137) sehingga ditolak oleh Amerika Serikat (AS). Meski PT BMS berlokasi di Cikande, Kabupaten Serang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Banten memastikan udang segar yang dikonsumsi masyarakat aman.
Kepala Dinas LHK Banten, Wawan Gunawan, menyebut dugaan pencemaran hanya terjadi di lingkungan pabrik. Ia mengatakan kasus tersebut masih diinvestigasi oleh pemerintah pusat.
"Ya, sementara ini kan secara regulasi PT BMS itu adalah PMA (Penanaman Modal Asing), yang kewenangannya ada di pusat. Dari investigasi Bapeten juga masih berjalan. Jadi, di belakang perusahaan PT BMS itu ada pengumpul rongsokan yang masuk ke dalam kawasan perusahaan," ujar Wawan, Selasa (2/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wawan mengakui udang yang diolah PT BMS berasal dari petani di Banten. Namun, ia menegaskan udang segar yang beredar di masyarakat tidak terkontaminasi.
"Kalau udangnya berasal dari masyarakat, misalnya dari Pontang, Pandeglang, atau daerah lain, tidak mungkin mengandung radioaktif," katanya.
Ia menjelaskan pencemaran radioaktif hanya mungkin terjadi jika di lokasi tersebut terdapat bahan yang memang mengandung unsur radioaktif.
"Radioaktif itu biasanya pencemarannya dari perusahaan peleburan, atau pengumpul rongsokan besi tua, atau bahan lain yang mengandung unsur radioaktif. Jadi tidak mungkin secara alami dari udang," jelasnya.
Wawan kembali menegaskan udang yang dikonsumsi masyarakat aman dari radioaktif dan meminta masyarakat tidak khawatir.
"Nggak mungkin. Aman sementara ini untuk konsumsi masyarakat. Udang dari daerah seperti Pontang, Pandeglang, atau Malimping itu aman. Nggak akan mungkin terpapar radioaktif," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan dugaan awal sumber pencemaran pada udang beku asal Indonesia yang diekspor ke AS. Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat pada Selasa (19/8) waktu setempat mengumumkan penarikan udang beku impor dari Indonesia karena berpotensi terkontaminasi isotop radioaktif cesium-137 (Cs-137).
Hanif mengatakan ada indikasi cemaran radioaktif berasal dari tempat peleburan baja di sekitar pabrik produksi udang tersebut. Produk udang yang terkontaminasi ini diketahui berasal dari PT Bahari Makmur Sejati (BMS).
"Indikasinya ada peleburan besi dan baja yang mengandung radioaktif. Kemudian sedang ditangani. Iya, (peleburan besi dan baja dekat pabrik produksi) sedang ditangani," kata Hanif di Kemenko Pangan, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025).
Hanif memastikan permasalahan ini sedang ditangani secara serius oleh kementerian terkait. Pihaknya juga telah melokalisasi lokasi peleburan besi dan baja yang diduga memicu pencemaran.
"Jadi sedang ditangani serius. Lokasi-lokasi yang diduga menimbulkan cemaran sudah kita lokalisir. Tetapi nanti secara detail akan kita sampaikan kemudian," terangnya.
Untuk produk udang yang diduga tercemar di AS, Hanif menyebut telah dilakukan re-impor.
"Ada re-impor, ada beberapa yang dikembalikan. Tapi nanti kami sampaikan lagi," jelasnya.
Lihat juga Video: Penjualan Alat Ukur Radioaktif di Korsel Naik 3.100% Imbas Limbah Nuklir Jepang