Surat Terbuka Rokhmin untuk SBY
Senin, 23 Jul 2007 16:40 WIB
Jakarta - Rupanya sebelum menghadapi vonis di Pengadilan Tipikor, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri telah menyiapkan sepucuk surat. Suratnya berjudul 'Surat terbuka untuk Presiden RI'.Surat yang ditandatangani Rokhmin itu kemudian disebarluaskan dalam bentuk fotokopian ke para wartawan yang meliput sidang di Pengadilan Tipikor, Gedung Uppindo, Jl HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (23/7/2007)."Saya menyampaikan surat terbuka ini kepada Bapak Presiden RI untuk meneguhkan keyakinan kita bersama bahwa keadilan harus ditegakkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Rokhmin membuka surat yang bertanggal 23 Juli 2007 itu.Dalam surat itu, Rokhmin menjelaskan kelemahan sistem administrasi dan keuangan negara. Sistem APBN, menurut Rokhmin, tidak bisa mengakomodasi banyak kegiatan departemen dan instansi pemerintah yang sifatnya emergensi, bantuan sosial, penyusunan undang-undang dan kegiatan terobosan."Sistem telah memaksa kita melakukan kemunafikan dan kebohongan," kata Rokhmin.Walau sistem APBN tidak memungkinkan melakukan berbagai kegiatan yang disebut terakhir itu, Rokhmin mengaku tetap melakukannya."Rokhmin Dahuri adalah manusia biasa yang tidak mampu menahan keinginan untuk membantu stakeholders perikanan, membangun kelautan dan perikanan dalam kondisi sistem yang lemah," kata guru besar manajemen kelautan IPB itu.Untuk bisa membiayai berbagai kegiatan itu, Rokhmin mengumpulkan dana nonbujeter. "Tidak ada kerugian negara dalam hal ini. Negara justru diuntungkan!" tulis suami Pigoselpi Anas itu.Rokhmin berharap pengadilan dirinya atas pengumpulan dana nonbujeter itu bisa memperbaiki sistem keuangan negara. Rokhmin rela menjadi tumbal dengan syarat pemerintah menjamin pemberantasan korupsi tidak diskriminatif dan tidak salah arah."Masyarakat Indonesia hingga saat ini masih menanti pemimpin yang adil, jujur, berani dan berwibawa. Tegakkan keadilan hukum demi amanat rakyat. Semoga langkah Bapak Presiden menjadi titik awal perbaikan sistem dan masa depan bangsa kita," ujar bapak empat anak itu.Di akhir suratnya, Rokhmin berpesan buat keluarga, sahabat dan seluruh masyarakat yang menolak peradilannya. Rokhmin meminta jangan dikasihani."Jikalaupun saya tetap dipersalahkan, maka dengan keyakinan penuh, saya akan terus berjuang untuk mendapatkan keadilan. Tentu Tuhan yang Maha Adil akan memberi balasan yang setimpal bagi pelaku tindakan kezaliman atas diri saya ini," tandas Rokhmin.
(aba/sss)