Mendikti Ungkap Salah Pola Pikir Akreditasi Kampus: Bukan untuk Judgement

Mendikti Ungkap Salah Pola Pikir Akreditasi Kampus: Bukan untuk Judgement

Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 27 Agu 2025 16:19 WIB
Mendikti Brian Yuliarto
Mendikti Brian Yuliarto (Foto: Nikita Rosa/Detikedu)
Jakarta -

Mendiktisaintek Brian Yuliarto berencana memanggil Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) terkait mindset akreditasi yang kurang tepat di Indonesia. Brian membandingkannya dengan cara Amerika Serikat dalam memberikan akreditasi kampus.

"Sebenarnya ada sesuatu yang kurang pas memang dari mindset akreditasi di Indonesia ini. Jadi kebetulan saya pernah menjadi ketua program studi, saya diakreditasi oleh ABET (Accreditation Board of Engineering and Technology). ABET itu dari Amerika. Mereka itu mindset-nya bukan judgement sebenarnya," kata Brian dalam rapat bersama Komisi X DPR di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

"Jadi harusnya akreditasi itu memang bukan judgement, dia bukan datang untuk menjadi judge, menjadi penentu, menjadi hakim. Jadi ABC. Tetapi mindset itu adalah improvement, dia datang untuk membantu meningkatkan kualitas," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brian mengaku pernah mengalami langsung cara Amerika Serikat melakukan akreditasi kampus. Dia mengatakan akan berkomunikasi kembali dengan BAN-PT.

ADVERTISEMENT

"Orang Indonesia ini memang menakutkan, mengerikan, Pak. Tapi kalau orang.... Saya juga tadinya takut dengan orang Amerika yang datang, ternyata mereka mindset-nya itu. Jadi nanti kami coba komunikasikan kembali ke teman-teman BAN-PT. Jadi mereka tuh bukan judgement datang ke kampus, tapi justru bagaimana membantu improvement teman-teman di kampus," jelasnya.

Dia pun menyinggung Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM), yang kerap dikeluhkan oleh pihak kampus. Sebab, dia mengatakan LAM meminta biaya yang cukup mahal dalam akreditasi.

"Ini juga kita sedang melakukan evaluasi, karena seharusnya jangan sampai juga terlalu tinggi sehingga membebani teman-teman di perguruan tinggi. Dan kami akan melihat dan berbicara dengan teman-teman di LAM, bagaimana lebih rasionalisasi," paparnya.

Selain itu, dia mendorong penyesuaian lokasi peninjau dengan kampus yang akan diakreditasi. Hal ini dilakukan demi mengurangi anggaran yang dikeluarkan.

"Dan juga kami sebenarnya mendorong dosen-dosen reviewer-nya itu jangan berasal dari lokasi yang terlalu jauh. Misalnya dari provinsi yang sama, sehingga biayanya tidak terlalu besar. Atau dari provinsi yang berdekatan itu kita mendorong ke sana supaya biaya menjadi tidak terlalu besar," imbuh dia.




(amw/knv)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads