Kemendiktisaintek Minta Tambahan Rp 5,9 T untuk Beasiswa-Sekolah Garuda

Kemendiktisaintek Minta Tambahan Rp 5,9 T untuk Beasiswa-Sekolah Garuda

Anggi Muliawati - detikNews
Rabu, 27 Agu 2025 12:24 WIB
Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).
Rapat Kerja Komisi X DPR RI bersama Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025). (Anggi Muliawati/detikcom)
Jakarta -

Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengusulkan tambahan anggaran Rp 5,9 triliun untuk 2026. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pengembangan Sekolah Unggul Garuda hingga program beasiswa.

Diketahui, pagu anggaran 2026 untuk Kemendiktisaintek sebesar Rp 61 triliun dengan rincian pagu awal Rp 55,4 triliun sebelum mendapatkan kenaikan Rp 5,5 triliun. Mendiktisaintek Brian Yuliarto mengatakan, pihaknya kembali mengusulkan tambahan anggaran 2026.

"Maka berdasarkan yang kami susun, kita kembali mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp 5.936.604.056.000 untuk pemenuhan program-program prioritas yang belum diakomodasi secara optimal pada pagu anggaran 2026," kata Brian dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (27/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brian mengatakan usulan tambahan anggaran itu untuk memenuhi kebutuhan di berbagai Direktorat Jenderal serta Sekretariat Jenderal di Kemendiktisaintek. Khususnya, untuk program beasiswa hingga revitalisasi.

ADVERTISEMENT

Sekjen Kemendiktisaintek Togar M Simatupang kemudian menjelaskan rincian mengenai usulan anggaran Rp 5,9 triliun. Dia mengatakan, Sekretariat Jenderal memerlukan tambahan sebesar Rp 256 miliar. Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi juga memerlukan tambahan Rp 1,2 triliun.

"Di mana kami mengajukan untuk program pendidikan tinggi dan program dukungan manajemen, program pendidikan tinggi adalah untuk tambahan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah) kekurangan sebesar 22.050 beasiswa, Kemudian untuk BPI beasiswa pendidikan Indonesia itu ada tambahan sebesar Rp 6,6 miliar," jelas Togar.

"Kemudian untuk beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik) masih ada tambahan Rp 22 miliar. Dan untuk Dukman (dukungan manajemen) sebesar Rp 17 miliar," sambungnya.

Kemudian, kata dia, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memerlukan tambahan sebesar Rp 847 miliar dengan Rp 275 miliar untuk revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Kemudian untuk pusat unggulan antar perguruan tinggi Rp 50 miliar. Lalu, untuk untuk revitalisasi PTN vokasi sebesar Rp 200 miliar.

"Program pembinaan perguruan tinggi swasta sebesar Rp 100 miliar. Juga kami menambah program beasiswa kemitraan negara berkembang 213 beasiswa, sebesar Rp 13 miliar," ujarnya.

"Dan juga ada beasiswa gelar dosen untuk mengakomodasi kekurangan di on going sebesar Rp 204 miliar," sambung dia.

Selanjutnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi membutuhkan tambahan Rp 5,5 miliar. Dukungan manajemen Rp 3,5 triliun akan diperuntukkan bagi tunjangan kinerja (tukin) dan pengangkatan dosen.

"Dukman ini adalah ada tambahan sebesar Rp 3,5 triliun diperuntukkan untuk tukin dosen sebesar Rp 2,6 triliun, dan pengangkatan dan dosen ASN 2026," papar Togar.

Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi juga membutuhkan Rp 1,2 triliun. "Yang diperuntukkan pertama, masih memerlukan Rp 1 triliun lagi untuk pengembangan SMA Unggul Garuda Baru, Garuda Transformasi dan juga layanan akademik SMA Unggul Garuda Baru," ujar Togar.

"Dan ada tambahan untuk repository sains dan teknologi yaitu program Indonesia akses tunggal sebesar Rp 270 miliar," imbuh dia.

Simak juga Video: ADAKSI Kritisi Alokasi Anggaran Pendidikan Rp 757 T dalam RAPBN 2026

(amw/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads