Jasa Raharja Sebut Tingkat Fatalitas Korban Laka Dipengaruhi Kecepatan-Ketepatan

Matius Alfons Hutajulu - detikNews
Rabu, 27 Agu 2025 02:16 WIB
Foto: Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Harwan Muldidarmawan (Dok Jasa Raharja)
Jakarta -

Jasa Raharja bicara terkait tingkat fatalitas atau kematian korban kecelakaan lalu lintas. Jasa Raharja berpandangan tingkat fatalitas dipengaruhi kecepatan hingga ketepatan membawa korban laka ke rumah sakit.

Hal itu diungkap dalam acara Heli Expo Asia (HEXIA) 2025, yang digelar di Cengkareng Heliport, Tangerang, Selasa (26/8) kemarin. Kehadiran Jasa Raharja diwakili oleh Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Harwan Muldidarmawan yang menjadi panelis dalam diskusi bertajuk 'Saving Minutes, Saving Lives: Urban HEMS for Highways & High-Risk Areas'.

Dalam kesempatan tersebut, Harwan menekankan bahwa isu penyelamatan nyawa dalam kecelakaan lalu lintas membutuhkan pendekatan yang lebih komprehensif. Termasuk, kata dia, memperhatikan faktor aksesibilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Hal yang menjadi pemikiran utama kami saat ini adalah bagaimana kami dapat turut memberikan masukan guna mengendalikan fatalitas. Kami sudah melakukan terobosan dalam rangka pelayanan settlement untuk perawatan di rumah sakit, bagaimana ada kendali mutu terhadap fasilitas, alat, dan tenaga medis, serta obatobatan. Tapi ternyata ada faktor lain yang mempengaruhi fatalitas korban, yakni kedekatan dan ketepatan dengan fasilitas kesehatan. Maksudnya, bagaimana korban kecelakaan lalu lintas itu bisa mengakses fasilitas kesehatan terdekat yang tepat dengan cepat," ujar Harwan kepada wartawan lewat pesannya, Rabu (27/8/2025).

Terkait hal tersebut, Harwan juga menyoroti hambatan serius di lapangan, terutama jarak dan waktu tempuh menuju fasilitas kesehatan yang tepat. Kondisi geografis Indonesia membuat evakuasi korban sering terhambat.

"Kalau misalnya di daerah Kalimantan, korban harus naik sampan dulu, harus menyeberang sungai yang besar dulu, waktunya bisa 3-4 jam. Kalau faskes-nya sudah mumpuni, tapi kalau jarak dan ketepatannya tidak bisa kita andalkan, di situ fatalitas menjadi berisiko tinggi," ujar dia.

Lebih lanjut, Harwan juga menekankan bahwa peran Helicopter Emergency Medical Services atau HEMS berpotensi besar menekan angka fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, khususnya pada periode emas penanganan darurat (golden period). Ia juga mendorong agar pemerintah bersama pemangku kepentingan terkait menyusun regulasi dan skema pendanaan yang memungkinkan penggunaan layanan medis udara secara berkelanjutan.

"Sistem penjaminannya itu seperti apa, memang harus ada regulasi yang mengikat. Sehingga semua pihak terkait, baik itu penjaminan sosial maupun asuransi terkait penanganan korban kecelakaan khususnya, dapat sama-sama menggotong ini semua demi kemanusiaan," jelas Harwan.




(maa/maa)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork