Istana Serahkan ke BPOM Uji Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

Istana Serahkan ke BPOM Uji Ompreng MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Selasa, 26 Agu 2025 21:20 WIB
Kepala Kantor Komunikasi Presiden (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi
Hasan Nasbi (Herdi Alif Al Hikam/detikcom)
Jakarta -

Ompreng atau food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) diduga bukan produk lokal melainkan impor dari China dan mengandung minyak babi. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan hal itu perlu diuji, salah satunya dapat dilakukan oleh BPOM.

"Kalau pembuktian, misalnya soal nampan itu, kan nanti bisa diujilah. Nampannya begitu sampai di sini bisa diuji di BPOM. Bisa diuji, diuji di laboratorium independen, benar nggak begitu dia?" kata Hasan Nasbi di kantor PCO, Jakarta, Selasa (26/8/2025).

Hasan menyebutkan pihaknya pun telah berkomunikasi dengan Kepala BPOM Taruna Ikrar. Dia meminta semua pihak memeriksa dahulu kabar yang beredar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita bisa uji kok tadi saya sudah ketemu sama Kepala BPOM. Jadi itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) merespons mengenai polemik ini. BGN masih melakukan pengecekan.

ADVERTISEMENT

"Sedang check and recheck (diperiksa kembali)," kata Kepala BGN Dadan Hindayana, seperti dilansir Antara, Selasa (26/8).

Dadan juga menyatakan pihaknya selama ini belum pernah melakukan pengadaan ompreng untuk program MBG. "BGN kan belum pernah mengadakan," ucapnya.

Diketahui, beredar di media sosial laporan dari Indonesia Business Post yang melakukan investigasi di wilayah Chaoshan, bagian timur Provinsi Guangdong, China, yang diduga merupakan importir ompreng untuk program MBG di Indonesia.

Dalam laporan tersebut tim Indonesia Business Post melaporkan penemuan 30-40 pabrik yang memproduksi ompreng makanan untuk pasar global, termasuk salah satunya diduga untuk program MBG di Indonesia.

Laporan tersebut mengklaim penemuan dugaan praktik pemalsuan label 'Made in Indonesia' dan logo SNI pada ompreng yang sebenarnya diproduksi di China, penggunaan ompreng tipe 201 yang diduga mengandung mangan (logam berwarna putih keabu-abuan) yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam.

Selain itu, ditemukan indikasi ada penggunaan minyak babi atau lard dalam ompreng yang diproduksi.

Halaman 2 dari 2
(fca/maa)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads