UI Undang Akademisi Pro-Israel, Legislator Ingatkan Cek Rekam Jejak-Ideologi

UI Undang Akademisi Pro-Israel, Legislator Ingatkan Cek Rekam Jejak-Ideologi

Isal Mawardi - detikNews
Selasa, 26 Agu 2025 09:11 WIB
Politikus Gerindra Himmatul Aliyah
Himmatul Aliyah (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Kehadiran tokoh Peneliti Senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford, Peter Berkowitz, yang berlatar belakang pro-Israel di Orientasi Program Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) sebagai narasumber bikin heboh. Wakil Ketua Komisi X DPR RI Himmatul Aliyah meminta kampus lebih hati-hati dalam memilih narasumber.

"Ini menjadi pembelajaran penting agar setiap institusi pendidikan, khususnya perguruan tinggi, lebih berhati-hati dalam memilih dan mengundang narasumber," ujar Himmatul kepada wartawan, Selasa (26/8/2025).

"Latar belakang akademisi maupun tokoh yang dihadirkan harus dicek secara mendalam, bukan hanya dari sisi akademik, tetapi juga dari sisi ideologi, rekam jejak, dan posisi politiknya dalam isu-isu nasional dan global yang sensitif," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengapresiasi sikap UI yang langsung meminta maaf. Menurutnya, sudah seharusnya UI meminta maaf karena tak mengecek detail latar belakang Berkowitz.

ADVERTISEMENT

"Apalagi dunia kampus adalah ruang intelektual yang sangat berpengaruh bagi mahasiswa pascasarjana, calon pemimpin masa depan bangsa. Maka jangan sampai ruang itu diisi dengan narasi yang berpotensi merusak solidaritas bangsa kita terhadap perjuangan rakyat Palestina, yang selama ini konsisten kita dukung di forum-forum internasional," tuturnya.

Ia sangat menyayangkan narasumber pro-Israel jadi narasumber di UI. Himmatul berharap kejadian ini tak terulang.

"Kita tahu sikap politik luar negeri Indonesia secara tegas mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 'Bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan'," sambungnya.

Sebelumnya, Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Arie Afriansyah, membenarkan acara yang dihadiri oleh Peter Berkowitz berlangsung pada Sabtu (23/8). UI menyebut akan menerima kritik dari publik terkait kekeliruan itu.

"Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif," ucap Arie dalam keterangan kepada media, Minggu (24/8/2025).

Arie menegaskan UI memegang penuh konstitusi negara untuk mendukung kemerdekaan bangsa Palestina. Ia menyebut sikap UI itu ditunjukkan saat rektor menemui Duta Besar Palestina pada Januari 2025.

"Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut. Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang," ungkapnya.

"Saat pemilihan kandidat pembicara, UI menilai bahwa Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, Alumni terkemuka MIT di Indonesia) adalah di antara nama-nama terbaik dari luar negeri dan dalam negeri dalam bidang terkait," kata Arie.

UI juga meminta maaf dan mengaku khilaf atas peristiwa yang terjadi. Pihaknya menegaskan akan lebih berhati-hati.

"Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati-hati," kata Arie.

"Dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan," imbuhnya.

Simak Video: Penjelasan Lengkap UI Terkait Undang Akademisi Pro-Israel

Halaman 2 dari 3
(isa/idn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads