Klan dalam Politik di Jalur Gaza

Klan dalam Politik di Jalur Gaza

- detikNews
Sabtu, 21 Jul 2007 15:23 WIB
Kota Gaza - Tidak melulu politik yang berperan di Jalur Gaza, Palestina. Di balik tembok yang tertutup, di antara faksi-faksi politik, masih ada klan yang berperan. Salah satunya adalah klan Doghmush."Kami memiliki semua faksi dalam anggota klan," kata kepala klan Doghmush, Salah Doghmush, seperti diutarakannya pada kantor berita AFP, Kota Gaza, Sabtu (21/7/2007)."Fatah, Hamas, Komite Perlawanan Rakyat, Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, Tentara Islam, semuanya ada," kata Salah menyebutkan faksi-faksi ternama di Palestina."Namun kami tetap bersatu, tidak bicara politik di dalam keluarga," kata Salah yang memiliki anggota klan mencapai 3.500 orang di Gaza dan 1.500 orang di luar negeri itu.Dengan begitu, Doghmush tumbuh menjadi klan terkuat dan paling ternama di Jalur Gaza. Kekuasaan mereka membentang di Distrik Sabra, Kota Gaza. Setiap pintu masuk daerah ini harus selalu melewati orang-orang bersenjata lengkap."Tak ada orang asing bersenjata bisa masuk ke daerah ini," tegas Salah yang selalu mengenakan baju tradisional Palestina itu.Klan Doghmush diduga mendapatkan keuntungan dari menyelundupkan senjata dan penculikan. Polisi Palestina menuding kantong mereka penuh dengan uang tebusan hasil penculikan dan penyekapan."Doghmush merupakan keluarga yang menakutkan karena jumlahnya banyak dan memiliki banyak uang. Mereka memonopoli impor karet ke Gaza dan mereka memiliki sejumlah gudang dan bekerja di proyek konstruksi," kata Kamel (70), seorang anggota klan Badawi yang menikahi seorang anggota klan Doghmush.Doghmush menjadi lebih terkenal lagi ketika sebuah kelompok yang didirikan salah seorang anggota klannya, Mumtaz Doghmush, menyekap wartawan BBC Alan Johnston. Kelompok bernama Tentara Islam itu menyekap Johnston selama 4 bulan, sampai akhirnya dibebaskan 4 Juli lalu."Apapun yang Mumtaz lakukan, tak ada hubungannya dengan keluarga. Itu hal yang kami tak perlu tahu," kata Salah Doghmush dengan marah.Salah jelas agak marah dengan kelakuan Mumtaz yang gerakannya mirip dengan Al Qaeda. Beberapa waktu belakangan ini, sejak Hamas mengambil alih Gaza, hubungan klan Doghmush dengan kelompok Islam semakin memburuk. Desember 2006 lalu, dua anggota keluarga Doghmush, Mahmud and Ashraf, telah dibunuh Hamas."Kami tahu bahwa ada 18 orang yang terlibat penyerangan Mahmud dan Ashraf. Kami telah membunuh 3 di antaranya. Yang lain harus membayarnya juga. Mata diganti mata, gigi diganti gigi," tegas Salah.Namun Tentara Islam membantah memiliki hubungan erat dengan Hamas. "Tak ada lagi kepercayaan kuata antara kami dan Hamas. Kami tak habis pikir Hamas bisa membunuh Mahmud dan Ashraf. Tak akan ada pengampunan," tandas seorang senior Tentara Islam. (aba/sss)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads