Puan: Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ini Fenomena Keresahan Rakyat

Puan: Kabur Aja Dulu dan Indonesia Gelap, Ini Fenomena Keresahan Rakyat

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Jumat, 15 Agu 2025 10:20 WIB
Puan Maharani di sidang tahunan bersama MPR-DPR-DPD (dok. YouTube Sekretariat Presiden)
Foto: Puan Maharani di sidang tahunan bersama MPR-DPR-DPD (dok. YouTube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Ketua DPR Puan Maharani membicarakan fenomena kritik yang ramai di media sosial (medsos). Menurutnya, kritik di media sosial menunjukkan keresahan rakyat terhadap kondisi negara.

Hal itu disampaikan Puan dalam pidatonya di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR-DPD di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, hari ini. Puan mulanya membicarakan sistem demokrasi.

"Dalam demokrasi, rakyat harus memiliki ruang yang luas untuk berserikat, berkumpul, menyatakan pendapat, dan menyampaikan kritik," kata Puan, Jumat (15/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puan kemudian menyinggung kritik publik yang muncul dalam iklim demokrasi. Menurutnya, penyampaian kritik bergeser dari konvensional menjadi lewat ruang-ruang digital di media sosial.

ADVERTISEMENT

"Kini, kritik rakyat hadir dalam berbagai bentuk yang kreatif dan memanfaatkan kemajuan teknologi, khususnya media sosial, sebagai corong suara publik," ujarnya.

Puan menyinggung berbagai istilah kritik yang sempat viral. Di antaranya istilah 'kabur aja dulu' dan 'Indonesia Gelap'.

"Ungkapan tersebut dapat berupa kalimat singkat seperti 'kabur aja dulu', sindiran tajam 'Indonesia Gelap'," kata Puan.

Puan mengatakan penyampaian aspirasi itu menunjukkan keresahan rakyat dengan bahasa yang disesuaikan zaman. Dia mendorong pemerintah agar mendengar keresahan publik itu.

"Fenomena ini menunjukkan bahwa aspirasi dan keresahan rakyat kini disampaikan dengan bahasa zaman mereka sendiri," ujar Puan.

"Bagi para pemegang kekuasaan, semua suara rakyat yang kita dengar bukanlah sekadar kata atau gambar. Di balik setiap kata ada pesan. Di balik setiap pesan ada keresahan. Dan di balik keresahan itu ada harapan," sambungnya.

Puan meminta kebijaksanaan pemerintah. Dia meminta pemerintah tak hanya mendengar aspirasi, namun juga memahaminya.

"Karena itu, yang dituntut dari kita semua adalah kebijaksanaan. Kebijaksanaan untuk tidak hanya mendengar, tetapi juga memahami," katanya.

Simak Video: Puan Sebut Kritikan Rakyat Kini Kreatif, Singgung Bendera One Piece

Halaman 2 dari 2
(fca/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads