Anggota DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) memberikan penghormatan mendalam atas kiprah politik dan pengabdian Akbar Tandjung yang genap berusia 80 tahun pada tanggal 14 Agustus 2025. Mantan Ketua Umum Partai Golkar ini dinilai sebagai 'tokoh lengkap dan paripurna' yang telah menorehkan jejak penting bagi partai, bangsa, dan negara.
Akbar Tandjung merupakan mentor dan guru politik terbaik yang tidak segan memberikan masukan, nasehat, dan wejangan bagi para juniornya. Hal itu diungkapkan olehnya saat menghadiri syukuran ulang tahun ke-80 Akbar Tandjung di Jakarta, hari ini.
"Kontribusi Bang Akbar bukan hanya untuk Partai Golkar, tempat kami berdua bernaung, tetapi juga bagi kehidupan politik Tanah Air. Saya mengenal Bang Akbar sebagai sosok yang lengkap, baik sebagai aktivis, politisi, tokoh pemerintahan, maupun pribadi," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Kamis (14/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menuturkan Akbar Tandjung memulai langkahnya sebagai aktivis mahasiswa di era pergolakan politik 1960-an. Pengalaman organisasinya antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Laskar Ampera Arief Rahman Hakim, Senat dan Dewan Mahasiswa, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Kelompok Cipayung, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), hingga Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI). Sejak awal, kiprah Akbar Tandjung mencerminkan karakter egaliter dan kepemimpinan yang solid.
"Bang Akbar dikenal ulet, tangguh, dan disegani lintas partai. Karirnya menanjak dari fungsionaris Partai Golkar hingga menjadi Ketua Umum pada 1998, masa krisis di mana partai tengah berada di titik kritis akibat gelombang perubahan politik nasional. Di tengah ancaman perpecahan, Bang Akbar berhasil menyatukan kader, menjaga soliditas, dan mengembalikan marwah Golkar sebagai kekuatan politik utama," kata Bamsoet.
Dia memaparkan tidak hanya di kancah nasional, ketokohan Akbar Tandjung juga mendapat pengakuan internasional. Saat menjabat Ketua DPR RI periode 1999-2004, dia dipercaya menjadi Presiden Organisasi Parlemen Negara-negara ASEAN (AIPO) dan Presiden Persatuan Parlemen Negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (PUOICM). Dua posisi strategis itu memperluas jejaring diplomasi parlemen Indonesia dan memperkuat citra bangsa di mata dunia.
Dalam jajaran pemerintahan, Akbar Tandjung telah dipercaya memimpin berbagai kementerian. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (1993-1998), Menteri Negara Perumahan Rakyat (1988-1993), Menteri Negara Perumahan dan Permukiman (1993-1996), hingga Menteri Sekretaris Negara (1998-1999).
"Keberhasilannya memimpin lembaga-lembaga tersebut menunjukkan kemampuannya mengelola birokrasi, sekaligus merumuskan kebijakan strategis di berbagai sektor," ungkap Bamsoet.
Dia menambahkan bagi kolega dan sahabat, Akbar Tandjung adalah sosok inklusif, terbuka, dan mudah bergaul. Menurutnya, dia dapat diterima semua kalangan, baik kawan maupun lawan politik.
Pandangannya luas, sikapnya tenang dalam menghadapi berbagai persoalan, dan energinya tetap terjaga meski memasuki usia senja. Bahkan, di usianya yang ke-80 tahun, Akbar Tandjung masih hafal lagu Mars Partai Golkar dan HIPMI.
"Perjalanan hidup Bang Akbar adalah potret keteguhan komitmen terhadap demokrasi, kesetiaan terhadap partai, dan pengabdian tanpa henti kepada bangsa. Indonesia beruntung memiliki figur seperti Bang Akbar. Beliau bukan hanya bagian dari sejarah, tapi juga penopang utama transisi politik negeri ini," tutup Bamsoet.
Tonton juga video "Bamsoet Pimpin Paripurna Akhir Masa Jabatan MPR" di sini:
(akd/akd)