Aditya Hanafi (27), pembunuh pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) di Halmahera Timur, Maluku Utara, berinisial KLP alias Tiwi (30), menggunakan uang hasil menguras rekening korban untuk membayar utang. Selain itu, uang tersebut digunakan untuk membeli tiket orang tuanya dari Jakarta ke Ternate.
Kapolsek Maba Selatan Ipda Habiem Ramadya menuturkan kala itu Aditya Hanafi mengundang orang tuanya ke Ternate untuk menghadiri acara pernikahannya pada 27 Juli 2025.
"Untuk sejauh ini keterangannya pelaku adalah uangnya digunakan untuk keperluan membayar utang dan membeli tiket pesawat orang tuanya dari Jakarta ke Ternate," kata Habiem kepada wartawan, Rabu (13/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, Aditya menikah dengan sesama pegawai BPS Haltim bernama Almira Fajriyanti Marsaoly. Almira juga merupakan teman serumah dinas Tiwi, yang dibunuh Aditya.
Namun, saat peristiwa keji itu terjadi, Almira sudah tidak berada di rumah dinasnya. Sebab, ia telah mengambil cuti menikah dan pulang ke Ternate.
Tiwi ditemukan tak bernyawa di rumah dinasnya di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, pada Kamis (31/7) lalu. Aditya Hanafi diduga menghabiskan nyawa Tiwi sejak Sabtu (19/7).
Habiem menyebutkan, Aditya membekap, menutup mulut, dan mengikat tangan korban. Dia juga melecehkan hingga memaksa korban memberikan akses pada rekening pribadinya.
"Waktu itu pakai aplikasi Jenius namanya. Dari situ dia minta dia dapat PIN-nya, PIN-nya dapat, dia langsung lakukan aksi pembunuhan menggunakan bantal," terang Habiem.
Pelaku kemudian menguras uang dari rekening korban senilai Rp 39 juta. Pelaku juga diduga melakukan pinjaman online menggunakan akun korban senilai Rp 50 juta.
"Jadi total uang yang diambil itu sekitar Rp 89 jutaan," tutur Habiem.