Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menegaskan tak memberi dukungan finansial terhadap produksi film animasi 'Merah Putih: One for All' yang kini ramai dibicarakan. Kemenekraf menyebut pemerintah tak memfasilitasi produksi film animasi tersebut.
"Kehadiran film berjudul 'Merah Putih: One For All' tengah menjadi perbincangan publik. Kementerian Ekonomi Kreatif meyakini bahwa setiap pegiat ekraf patut diberikan ruang untuk berkarya dan kesempatan untuk berkreasi, sejauh itu dapat memberikan dampak positif khususnya bagi sektor ekonomi kreatif," kata Kementerian Ekraf dalam keterangannya, Selasa (12/8/2025).
Kemenekraf menyebut pada 7 Juli 2025 tim produksi 'Merah Putih: One for All' melakukan audiensi dengan Wamen Ekraf Irene Umar. Dalam agenda itu, menurut Kemenekraf, Irene Umar memberikan sejumlah masukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada 7 Juli 2025, tim produksi 'Merah Putih: One For All' melakukan audiensi dengan Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar. Dalam audiensi tersebut, Wamen Ekraf memberikan sejumlah masukan untuk peningkatan kualitas film animasi tersebut," tambahnya.
Kemenekraf mengatakan pihaknya tak mendanai pembuatan film animasi itu. Pihaknya juga menegaskan tak memiliki kewenangan meloloskan tayangan sebuah film.
"Kementerian Ekraf menegaskan bahwa pemerintah tidak memberikan dukungan bersifat finansial maupun fasilitasi produksi dan promosi terhadap film 'Merah Putih: One for All'," ujar Kemenekraf.
"Lebih lanjut, Kementerian Ekraf tidak memiliki kewenangan untuk melakukan kurasi, apalagi meloloskan atau tidaknya sebuah tayangan film. Proses kurasi dan seleksi penayangan menjadi kewenangan pihak distributor, dalam hal ini pemilik bioskop," sambungnya.
Dikritik Legislator
Anggota DPR RI Lalu Hadrian Irfani juga memberikan sejumlah catatan terhadap film animasi itu. Ia sebetulnya menyambut positif produksi karya anak bangsa itu, tetapi ia berharap masukan dari publik dijadikan pembelajaran ke depan.
"Info terkait film ini cukup terbatas. Di berbagai media di internet, hanya menyebutkan bahwa animasi ini adalah film animasi lokal yang bertema nasionalisme, tetapi kontroversi utamanya justru terletak pada kualitas dan anggaran pembuatannya," kata Lalu Hadrian kepada wartawan, Senin (11/8/2025).
Lalu Hadrian menyebut warganet banyak mengomentari kualitas visual dari film animasi itu. Kendati demikian, pimpinan Komisi X DPR RI mengapresiasi pembuatan film 'Merah Putih: One for All'.
"Berbagai media juga menyebut bahwa respons publik justru antara apresiasi terhadap pesan dan kekecewaan atas kualitas visual," ujar Lalu Hadrian.
"Saya mengapresiasi saja hadirnya film 'Merah Putih: One for All' sebagai bagian dari kontribusi kreatif dalam menanamkan nilai kebangsaan dan persatuan," tambahnya.
Rencananya, 'Merah Putih: One For All' bakal tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025. Trailernya sudah bisa ditonton di channel YouTube Perfiki TV, CGV Kreasi, dan Historika Film.
Menurut caption di CGV Kreasi, film ini digadang-gadang sebagai animasi pertama bertema kebangsaan. Ceritanya berlatar desa yang damai menjelang Hari Kemerdekaan, di mana sekelompok anak terpilih jadi Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka.
Masalahnya, benderanya hilang sebelum upacara dimulai. Demi menyelamatkan sang Merah Putih, mereka harus bersatu meski datang dari latar budaya berbeda.
Saksikan selengkapnya hanya di program detikPagi edisi Rabu (13/08/2025). Nikmati terus menu sarapan informasi khas detikPagi secara langsung (live streaming) pada Senin-Jumat, pukul 08.00-11.00 WIB, di 20.detik.com, YouTube dan TikTok detikcom. Tidak hanya menyimak, detikers juga bisa berbagi ide, cerita, hingga membagikan pertanyaan lewat kolom live chat.
"Detik Pagi, Jangan Tidur Lagi!"
(vrs/vrs)