Target Swasembada, RI Gaet Singapura soal Manajemen Air Minum

Target Swasembada, RI Gaet Singapura soal Manajemen Air Minum

Hana Nushratu - detikNews
Selasa, 12 Agu 2025 11:44 WIB
Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan.
Foto: dok. Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI (Kemenko Infra) melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar menggelar Workshop on Water Supply Management.

Berkolaborasi dengan Enterprise Singapore (EnterpriseSG), workshop ini digelar dalam rangka meningkatkan manajemen air minum. Langkah ini juga mendukung percepatan swasembada dan ketahanan air di Indonesia tahun 2045.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, Rachmat Kaimuddin menegaskan pengelolaan air di Indonesia memerlukan perubahan paradigma. Ia menilai selama ini masih banyak masyarakat yang mengandalkan pengambilan air tanah tanpa mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di Indonesia, banyak orang berpikir, tinggal mengebor sumur dan air bersih akan tersedia. Namun, kita tahu itu bukan cara yang berkelanjutan untuk mengelola sumber daya yang sangat berharga ini," ujar Rachmat, dalam keterangan tertulis, Selasa (12/8/2025).

"Tantangannya adalah bagaimana memastikan ketersediaan air dengan kualitas dan kuantitas yang memadai, kapan pun dan di manapun dibutuhkan. Saat ini, kita masih cukup jauh dari kondisi ideal tersebut," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Rachmat, swasembada air memerlukan keseriusan dari semua pihak. Khususnya, dengan adanya dukungan politik dari pemerintah pusat.

"Inilah waktunya Indonesia fokus menjadi swasembada air, apalagi presiden telah menyoroti hal ini, sehingga ada kemauan politik dan dukungan untuk mewujudkannya," kata Rachmat.

Lebih lanjut, Rachmat menekankan strategi ketahanan air harus mencakup pembangunan infrastruktur yang memadai, tata kelola yang kuat, penerapan teknologi, dan edukasi masyarakat. Rachmat juga mendorong sinergi antara pemerintah pusat, daerah, swasta, dan masyarakat untuk mencapai target tersebut.

"Ketahanan air bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga manajemen, tata kelola, dan kesadaran masyarakat. Dengan perencanaan yang tepat dan dukungan teknologi, kita bisa mengurangi ketergantungan pada eksploitasi air tanah yang selama ini menjadi masalah di banyak daerah," jelas Rachmat.

"Kunci keberhasilan ada pada sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat," tambahnya.

Ketahanan air menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Indonesia. Selain berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi, air juga merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah terus berupaya meningkatkan ketersediaan, kualitas, dan infrastruktur air, termasuk memperluas kapasitas penyimpanan air per kapita, cakupan jaringan pipa air minum, serta akses rumah tangga terhadap air minum yang aman.

Pada kesempatan tersebut, Rachmat juga mengingatkan pengelolaan air yang berkelanjutan akan berdampak langsung pada kualitas hidup masyarakat dan daya saing ekonomi Indonesia di masa depan.

"Kita harus melihat air bukan hanya sebagai sumber daya alam, tetapi sebagai aset strategis yang memerlukan perencanaan, investasi, dan perlindungan jangka panjang. Tanpa ketahanan air, kita akan kesulitan menjaga ketahanan pangan, kesehatan publik, dan keberlanjutan industri," kata Rachmat.

Sementara itu, Deputy Chief of Mission & Minister-Counsellor Kedutaan Besar Republik Singapura di Jakarta, Terrence Teo menyampaikan kerja sama sektor air antara Indonesia dan Singapura penting untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di kedua negara. Ia menekankan pengalaman Singapura dalam mengelola keterbatasan sumber daya air dapat menjadi inspirasi bagi Indonesia, meskipun kondisi kedua negara berbeda.

"Sektor air adalah salah satu bidang yang memiliki implikasi besar terhadap pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia. Laporan Bank Dunia Indonesia Vision 2045 Toward Water Security menyoroti pentingnya menangani isu-isu terkait air untuk membantu Indonesia mencapai target pertumbuhannya," kata Teo.

"Sebagai negara yang juga kekurangan air, Singapura memahami perlunya manajemen air yang efisien dan inovatif untuk memastikan masa depan yang berkelanjutan. Meskipun konteks di Indonesia dan Singapura berbeda, dialog dan berbagi pengalaman akan sangat bermanfaat bagi Indonesia saat meningkatkan ketahanan airnya," tambahnya.

Teo juga menambahkan kerja sama ini berpotensi menghasilkan inovasi teknologi dan model pembiayaan baru yang dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.

"Kehadiran perusahaan Singapura di workshop ini menunjukkan minat mereka untuk memahami sektor air Indonesia dan berkontribusi dalam pengembangannya di masa depan," kata Teo.

"Melalui kolaborasi ini, kita dapat menemukan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Kami berharap kemitraan seperti ini dapat membuka jalan bagi proyek-proyek yang tidak hanya bermanfaat secara ekonomi, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan," lanjutnya.

Workshop ini merupakan hasil kerja sama antara Kemenko Infra dan EnterpriseSG, lembaga pemerintah di bawah Kementerian Perdagangan RI serta Industri Singapura yang mendukung pengembangan usaha. Workshop ini turut mendapat dukungan dari Perhimpunan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI), Badan Air Nasional Singapura (Public Utilities Board/PUB), serta Infrastructure Asia (InfraAsia), sebuah kantor fasilitasi proyek yang dibentuk oleh Pemerintah Singapura untuk mendorong pengembangan infrastruktur berkelanjutan di Asia.

Workshop ini juga menghadirkan sejumlah sesi pemaparan materi yang membahas berbagai aspek penting pengelolaan air. Sesi pertama membahas ekosistem pengelolaan air di Singapura, yang disampaikan oleh EnterpriseSG, diikuti dengan paparan mengenai peluang penyediaan dan pengelolaan air di Indonesia oleh Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum RI.

Selanjutnya, Indonesia Water Supply Association (Perpamsi) memaparkan prioritas PDAM di Indonesia. Topik pengelolaan air di Singapura yang mencakup kebijakan, regulasi, serta pengelolaan non-revenue water (NRW) dipresentasikan oleh Singapore PUB.

Acara ditutup dengan sesi mengenai pembiayaan proyek infrastruktur air dan kemitraan pemerintah-swasta (public-private partnerships/PPP) yang dibawakan oleh InfraAsia.

Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh tujuh investor dan penyedia teknologi air asal Singapura, yaitu ST Engineering, Memiontec, Suntar, SG Enviro, Hydroleap, Atera Water, dan BW Water. Perusahaan-perusahaan tersebut berkesempatan untuk mempelajari peluang investasi dan proyek strategis di sektor air Indonesia, serta menjajaki kemitraan dengan pemangku kepentingan lokal, baik dari sektor publik maupun swasta.

Melalui workshop ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman peserta mengenai ekosistem air di Singapura dan Indonesia, serta terjalinnya kerja sama konkret antara perusahaan Singapura dengan pihak Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur dan pengelolaan air yang berkelanjutan.

Simak juga Video: Prabowo Optimistis RI Swasembada Pangan Kurang dari 4 Tahun

(prf/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads