Jakarta Kelola Jaringan Utilitas, Bye-bye Kabel Semrawut!

Jakarta Kelola Jaringan Utilitas, Bye-bye Kabel Semrawut!

Hana Nushratu - detikNews
Selasa, 12 Agu 2025 10:28 WIB
Wagub DKI Jakarta Rano Karno
Wagub DKI Jakarta Rano Karno. Foto: Pemprov DKI
Jakarta -

Pemandangan kabel menjuntai dan melintang semrawut di udara menjadi permasalahan tersendiri di sudut-sudut jalan Jakarta. Kini, pemandangan itu perlahan mulai berubah.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kini tengah menjalankan proyek Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT), sebuah inisiatif besar untuk memindahkan kabel-kabel utilitas ke bawah tanah. Di balik deretan beton trotoar yang diperbarui, tersimpan infrastruktur baru yang menjanjikan kota yang lebih tertata, aman, dan siap menuju wajah metropolitan yang modern.

Pembangunan SJUT merupakan bagian dari kebijakan tata kelola infrastruktur perkotaan yang diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2019, diperbarui melalui Pergub Nomor 69 Tahun 2020, dan disempurnakan dengan Pergub Nomor 11 Tahun 2025. Adapun pembangunan ini dimulai sejak 6 September 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Jaringan Utilitas DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan, menyebut, pemindahan jaringan utilitas, seperti kabel listrik dan telekomunikasi ke bawah tanah dapat menciptakan pemandangan kota yang lebih rapi dan indah. Sehingga, dapat meningkatkan keamanan dan kenyamanan kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.

ADVERTISEMENT

"Mudah-mudahan peraturan daerah yang kita bahas ini (SJUT) ada percepatan. Supaya estetika kota, kenyamanan, dan keamanan bisa lebih terjaga," ujar Pantas, dikutip dari laman DPRD DKI Jakarta, Selasa (12/8/2025).

Bukan hanya menampung kabel listrik dan telekomunikasi, SJUT juga mengintegrasikan saluran air minum dan gas. Hal itu berpotensi menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemprov DKI Jakarta.

Selain itu, lanjut Pantas, keberadaan SJUT mampu mempercepat perwujudan Jakarta menjadi kota berskala global pada level yang lebih tinggi.

Sebab, salah satu indikator kota global adalah ketersediaan infrastruktur pengelolaan jaringan utilitas yang terpadu dan efisien. Tentunya, dengan memindahkan kabel-kabel ke bawah tanah.

"Sekarang kan baru urutan 74. Sementara, dalam lima tahun ini, kita punya target bisa menjadi urutan ke-50 kota global," ungkap Pantas.

Wagub DKI Jakarta Rano KarnoContoh kabel-kabel di atas tiang sepanjang Jl Mampang Prapatan Raya, 27 Agustus 2021. (Nahda Rizki Utami/detikcom)

Dibangun Secara Bertahap

Membangun SJUT juga memiliki tantangannya tersendiri, yaitu biaya yang cukup mahal. Maka dari itu, Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan, pihaknya melakukan percepatan program SJUT secara bertahap.

Pramono menyebut, saat ini, Pemprov DKI Jakarta sedang memulai pembenahan kabel udara. Upaya ini dimulai terlebih dahulu di wilayah Jakarta Selatan.

"Terutama, di Kebayoran Baru dan sebagainya, secara bertahap," kata Pramono.

Sebelumnya, Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno, menjelaskan, progres pembangunan SJUT sudah mencapai 82,43%. Hal tersebut ia sampaikan dalam kegiatan peninjauan infrastruktur SJUT di kawasan Senopati, Jakarta Selatan pada April lalu. Rano menjelaskan, saat ini terdapat 64 operator yang bekerja sama dalam penggunaan SJUT.

"Kabel optik berbagai operator dipindahkan dari atas ke bawah. Selain lebih rapi, pemeliharaannya pun lebih mudah," kata Rano, dikutip dari laman jakarta.go.id.

Rano juga menegaskan, pentingnya pengelolaan berkelanjutan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) yang meliputi pemeliharaan harian jalur dan pemeliharaan berkala manhole setiap tiga bulan sekali. Ke depan, pembersihan kabel udara di wilayah lain juga perlu dipercepat, terutama di kawasan dengan lalu lintas padat.

"Wilayah ini menjadi prioritas karena tingkat kesulitannya lebih tinggi," jelas Rano.

Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PT Jakpro, Iwan Takwin, menyampaikan, penataan kabel udara akan difokuskan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Tujuannya, untuk menjaga estetika, kenyamanan, dan keamanan warga.

"Setelah dari Selatan, kami lanjutkan ke Timur," ujar Iwan.

Di sisi lain, Dirut PT Jakarta Infrastruktur Propertindo (JIP), Deni Rifky Purwana, mengajak masyarakat untuk menjaga infrastruktur yang telah dibangun. Ia juga membuka peluang kolaborasi dengan operator yang belum bergabung dalam sistem SJUT.

"Kami mengajak seluruh operator jaringan untuk berkolaborasi dalam pemanfaatan SJUT demi mendukung penataan kota Jakarta yang aman, nyaman, dan modern. Partisipasi masyarakat juga sangat kami harapkan," kata Deni.

Proyek ini pun menuai respons dari berbagai pihak. Salah satunya, Rahman, warga Kemanggisan, Jakarta Barat. Rahman sendiri merupakan salah satu karyawan yang kerap melewati wilayah Senopati, Jakarta Selatan, menggunakan sepeda motor.

"Kalau saya sendiri sih sering terganggu, apalagi kadang bikin macet," kata Rahman, kepada detikcom, Selasa (12/8/2025).

Meski demikian, Rahman pun optimistis apabila proyek ini sudah selesai, kota ini akan lebih rapi. Apalagi, kabel-kabel yang menjuntai tersebut bisa mengancam nyawa bagi pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor.

"Meski masih dalam proses, saya optimistis kalau proyek ini rampung, Jakarta akan terlihat jauh lebih rapi. Karena, kabel-kabel yang semrawut bukan hanya merusak pemandangan, tapi juga bisa membahayakan keselamatan pejalan kaki dan pengendara motor," pungkasnya.

Simak juga Video: Semrawutnya Kabel Utilitas di Kuningan Jaksel

(hnu/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads