Pagar Stasiun Cikini Makin Tinggi, Warga Anggap Bukan Solusi

Pagar Stasiun Cikini Makin Tinggi, Warga Anggap Bukan Solusi

Wildan Noviansah, Brigitta Belia Permata Sari - detikNews
Senin, 11 Agu 2025 19:39 WIB
Jakarta -

Pagar pembatas akses keluar masuk penumpang di Stasiun Cikini kini telah ditinggikan karena kerap dilompati. Warga menganggap kebijakan ini bukanlah solusi yang tepat.

Peninggian pagar ini merupakan langkah penertiban yang dilakukan oleh KAI. Pagar pembatas kini dibuat lebih tinggi menyusul maraknya perilaku pengguna KRL yang melompati pagar, meski disediakan akses resmi.

"Peninggian pagar mulai dikerjakan Sabtu kemarin," kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko saat dihubungi, Senin (11/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Pekerjaan ini sudah terealisasi sementara sepanjang 35 gawang atau kurang lebih 70 meter. Dia berharap ke depan tidak ada lagi pelanggaran akses keluar-masuk yang tidak semestinya.

"Kami mengimbau kepada seluruh pengguna KRL untuk senantiasa mematuhi aturan yang berlaku, menggunakan akses resmi yang telah disediakan, dan mengutamakan keselamatan bersama. Dukungan dan kerja sama dari masyarakat sangat kami harapkan agar fasilitas umum dapat digunakan secara tertib dan aman," ujarnya.

Ditertibkan Agar Tak Ganggu Arus Lalu Lintas

Ixfan juga menjelaskan pemasangan pagar pembatas di area pedestrian Stasiun Cikini sejak awal bertujuan menjaga ketertiban dan keselamatan. Selain itu, pagar itu mencegah pengendara maupun pedagang kaki lima mangkal di area tersebut.

Berdasarkan data, volume pengguna KRL di Stasiun Cikini mencapai 25.000-30.000 orang per hari pada hari kerja (Senin-Jumat), dan 11.000-15.000 orang per hari pada akhir pekan (Sabtu-Minggu). Tingginya mobilitas membuat penataan akses penumpang menjadi penting untuk mencegah potensi insiden serta memastikan kelancaran layanan.

Pagar Stasiun Cikini kini ditinggikan (Belia/detikcom)Pagar Stasiun Cikini kini ditinggikan (Belia/detikcom)

"Jika area ini dibiarkan terbuka, akan berdampak pada terganggunya arus lalu lintas dan potensi risiko keselamatan, baik bagi pengguna jalan maupun penumpang KRL," tuturnya.

Warga Harus Jalan Lebih Jauh

Pantauan detikcom di lokasi pada Senin (11/8/2025), sebagian pagar yang ada di Stasiun Cikini kini mulai dibuat tinggi. Pagar besi yang sebelumnya setinggi pinggang orang dewasa kini dibuat lebih tinggi hampir dua meter.

Sejumlah pekerja masih melakukan pengelasan di beberapa titik pagar sisi timur stasiun. Beberapa warga harus rela berjalan lebih jauh untuk sampai ke pintu keluar resmi.

Salah satu warga dari Grogol, Jakarta Barat, Endang (43), mengaku biasanya melompati pagar pembatas untuk menuju Pasar Cikini. Namun karena sekarang sudah ditinggikan, dia rela menyusuri jalan akses resmi yang lebih jauh.

"Biasanya saya lewat sini (loncat pagar) kalau mau ke pasar, sekarang harus muter jauh," kata Endang saat ditemui di lokasi.

Usul Agar Pagar Dicopot, Diganti Pasang Lampu Merah

Dia menyarankan pagar di Stasiun Cikini itu dicopot. Menurutnya, lebih baik dipasang lampu merah atau pelican crossing untuk akses keluar dan masuk stasiun.

"Dari pada pagar ditinggiin, mending copot aja pagarnya terus dibuat lampu merah biar orang bisa nyeberang," ujarnya.

Sementara itu, Aldo (20) mengatakan, setelah pagar di Stasiun Cikini ditinggikan, penumpang bisa lebih tertib dan aman saat berjalan.

"Dulu itu orang pada loncat di sini, tapi kan bahaya banyak kendaraan yang kita nggak tahu kalau ngebut. Bahaya banget. Jadi ya baguslah pagarnya ditinggiin," kata Aldo.

Setuju Pagar Ditinggikan Asal Akses Dipermudah

Jessica (25), warga Cibubur mengaku setuju dengan ditinggikannya pagar di Stasiun Cikini. Sebab sebelumnya masih banyak warga yang melompati pagar.

"Kalau dari aku setuju sih, karena pagar nggak boleh dilompati. Selain itu, ini juga mengurangi bahaya buat warga dan nggak mengganggu lalu lintas kalau nyeberang sembarangan," kata Jessica saat ditemui di lokasi, Senin (11/8/2025).

Meski begitu, Jessica berharap akses masuk Stasiun Cikini diperbanyak dan dipermudah. "Banyak orang loncat karena pintu masuknya jauh," tambahnya.

Warga Minta Solusi Lain

Sementara itu, Lifia (28) warga Cawang, mengaku pagar yang ditinggikan itu bisa membuat warga tertib. Namun, di sisi lain, ia juga berharap pihak KAI dapat membuat akses keluar-masuk lebih dekat.

Sebab menurutnya, banyak orang melompati pagar karena ingin menghemat waktu, bukan semata-mata ingin melanggar aturan.

"Menurutku ada plus-minusnya. Bagus biar tertib, tapi jalannya jadi capek banget. Kalau memang alasan keselamatan, harus ada solusinya. Mungkin pintu masuknya bisa lebih dekat," tutur Lifia.

Halaman 5 dari 6
(rdp/rdp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads