Momen Hangat Menkeu-Mensos Makan Siang Bareng dengan Siswa Sekolah Rakyat

Momen Hangat Menkeu-Mensos Makan Siang Bareng dengan Siswa Sekolah Rakyat

Dea Duta Aulia - detikNews
Minggu, 10 Agu 2025 09:41 WIB
Kemensos
Foto: Dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati makan siang bareng di Sekolah Rakyat. Makan siang tersebut untuk mendengarkan langsung aspirasi dari para siswa Sekolah Rakyat.

Adapun makan siang tersebut diselenggarakan bersama dengan siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 10 Jakarta Selatan, Sabtu (9/8/2025). Hadir juga dalam kesempatan itu, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono.

Sri Mulyani mengatakan ada momen menarik saat dirinya makan siang bareng siswa Sekolah Rakyat. Momen tersebut terkait dengan cerita seorang siswa yang mengakui dirinya baru merasakan makan tiga kali sehari saat di Sekolah Rakyat saja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita lihat tadi anak-anak tadi cerita bahwa mereka ada yang biasanya makan hanya satu kali, atau dua kali sehari. Mereka sekarang (di Sekolah Rakyat) mendapatkan makanan tiga kali sehari, plus snack," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Minggu (10/8/2025).

ADVERTISEMENT

Adapun kisa tersebut diungkapkan langsung oleh seorang siswa Sekolah Rakyat, Jasmia. Dia bercerita sebelum di Sekolah Rakyat, biasanya di rumah hanya makan dua kali sehari atau sekali. Namun di Sekolah Rakyat dia bisa makan teratur tiga kali sehari.

"Makannya (di sini), alhamdulillah, tiga kali sehari, Bu, Pak. biasanya saya di rumah dua kali, bahkan sekali atau enggak, tidak makan," ujar Jasmia.

Dia menjelaskan bahwa di Sekolah Rakyat, siswa dibiasakan mengikuti jadwal secara teratur, mulai dari makan, beribadah, hingga tidur.

"Jadi saya di sini makin disiplin," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Formatur Sekolah Rakyat Prof Mohammad Nuh mengucapkan terima kasih kepada Sri Mulyani.

"Matur sembah nuwun Ibu, panjenengan berkenan rawuh (datang) dan dahar (makan) bersama murid-murid atau siswa-siswa Sekolah Rakyat yang ada di sini," ujarnya.

Kepada Sri Mulyani, Prof Nuh menyampaikan dalam masa awal ada tiga aspek yang dipetakan. Pemetaan ini sebagai titik awal (baseline) siswa, karena tidak ada tes ketika masuk Sekolah Rakyat. Rekrutmen siswa mengacu Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2.

Pemetaan pertama yaitu aspek kebugaran siswa. Prof Nuh menjelaskan semua anak-anak yang masuk Sekolah Rakyat, diukur tingkat fisiknya. "Mulai dari tentu usia, tinggi badan, berat badan, lingkar perut, dan seterusnya, nanti apakah ada kaitan yang stunting atau tidak," jelasnya.

Aspek kedua yang dipetakan adalah kesehatan siswa. Hal ini perlu diketahui sebagai titik awal, sehingga tingkat kebugaran dan kesehatan siswa bisa diukur selama di Sekolah Rakyat.

"Yang kedua, yaitu kesehatannya pun juga kita jadikan baseline, karena ada anak-anak yang mestinya sudah pakai kacamata, ternyata dia belum pakai kacamata, ada anak-anak yang giginya itu ada kerak dan seterusnya, itu pun juga harus diselesaikan, bahkan ada anemia dan sebagainya" ungkapnya.

Tidak cukup hanya pemetaan kebugaran dan kesehatan, pemetaan juga menyasar psikososial siswa termasuk talentanya.

"Semua anak-anak ini sudah dipetakan talenta-talentanya, melalui DNA talent mapping. Sehingga kita tahu kecenderungan anak-anak itu nanti bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, bakatnya ke mana, sehingga para guru itu nanti, kepala sekolah dan guru, pendamping, semuanya bisa mengarahkan sesuai dengan talentanya," tutup Prof Nuh.

Tonton juga video "Sri Mulyani Ungkap Alokasi Anggaran Sekolah Rakyat Capai Rp 7 Triliun" di sini:

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads