Ketua MACI Tekankan Pentingnya Peran Strategis Juru Bicara Infrastruktur

Inkana Putri - detikNews
Sabtu, 09 Agu 2025 10:15 WIB
Foto: Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan
Jakarta -

Ketua Masyarakat Asta Cita Indonesia (MACI), Muhammad Zulfikar Suhardi menegaskan pentingnya peran juru bicara dalam menyampaikan gagasan, program, dan capaian pembangunan pemerintah kepada masyarakat secara terbuka dan konstruktif.

"Gagasan, program, dan capaian pemerintah bukan hanya harus dilaksanakan dengan baik, melainkan juga harus diketahui, dipahami, dan dirasakan oleh rakyat. Di sinilah peran Juru Bicara Infrastruktur menjadi strategis," ujar Zulfikar dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/8/2025).

Hal ini disampaikannya dalam pembukaan kegiatan Training of Trainers (ToT) Juru Bicara Infrastruktur MACI di Jakarta, pada Kamis (7/8/2025).

Ia menyampaikan pembangunan infrastruktur bukanlah sekadar proyek teknis, melainkan bagian dari strategi besar pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Dalam kerangka Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, pembangunan infrastruktur diyakini sebagai instrumen politik dan sosial yang menjawab ketimpangan, memperkuat konektivitas, serta membuka peluang ekonomi.

Zulfikar yang juga Anggota DPR RI tersebut pun mengapresiasi Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), beserta jajaran kementerian teknis yang telah bekerja membangun infrastruktur nasional. Ia juga mendaulat AHY sebagai Ketua Dewan Pembina MACI, berdasarkan aspirasi dari para anggota MACI di seluruh Indonesia.

Sementara itu, AHY mengapresiasi pelaksanaan ToT Juru Bicara Infrastruktur yang diselenggarakan oleh Masyarakat Asta Cita Indonesia (MACI). AHY pun mengiyakan sebagai bentuk apresiasi atas semangat para jubir infrastruktur dari seluruh Indonesia ini.

"Pada akhirnya, infrastruktur bukan hanya sekadar membangun jalan, jembatan, beton, besi, dan semen. Melainkan lebih pada apa dampak yang bisa kita hadirkan bagi masyarakat," ujar AHY.

Menurut AHY, pembangunan infrastruktur harus memberi manfaat nyata, seperti menggerakkan ekonomi lokal, memperkuat pariwisata, dan menghidupkan pelaku UMKM.

Ia pun mencontohkan bagaimana keberadaan dermaga, bandara, maupun bendungan senilai Rp2,5 hingga Rp5 triliun harus mampu meningkatkan produktivitas pertanian dan taraf hidup petani. Jalan-jalan yang dibangun pun harus menjadi simpul ekonomi-mendekatkan produksi ke pasar, mempercepat akses pendidikan dan layanan kesehatan.

"Jadi kembali pada 'apa dampak dari infrastruktur?' Selain mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, kita juga harus menjaga pemerataan, keadilan, dan kesejahteraan untuk semua. Infrastruktur harus menghadirkan prosperity dan sustainability secara bersamaan. Itu satu napas yang sama," tegasnya.

AHY juga menggarisbawahi pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang menempatkan manusia sebagai pusatnya. Oleh karena itu, ia menyambut baik peran MACI sebagai mitra strategis pemerintah dalam menyampaikan narasi pembangunan kepada publik, terutama di ruang digital.

"Saya senang, di jaket MACI tertulis: Everyone is an ambassador. Setiap orang adalah duta. Duta bukan berarti harus duta besar, melainkan duta isu besar. Jadilah juru bicara yang baik, di mana saja-di warung kopi, dalam interaksi langsung, maupun di media sosial. Kita butuh narasi yang menggugah, cerdas, dan menyentuh masyarakat," ucap AHY.

Ia juga menegaskan komunikasi publik adalah bagian tak terpisahkan dari kebijakan publik. Pemerintah, kata AHY, membutuhkan dukungan masyarakat, termasuk para juru bicara infrastruktur, untuk menyampaikan pesan pembangunan secara jujur dan optimistis.

"Tidak semua harus manis-manis. Sampaikan realitas. Yang baik, katakan baik. Yang belum, jangan pesimis-tapi bangun optimisme bahwa ada solusi jika kita mencarinya bersama," katanya.

Pada kesempatan ini, AHY pun berpesan agar komunikasi tidak bersifat satu arah semata, melainkan dibangun secara dialogis. "Kalau hanya dari pemerintah ke masyarakat, itu seperti corong saja. Tapi buatlah dialog. Komunikasi dua arah adalah kunci," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Masyarakat Asta Cita Indonesia (MACI) berawal dari forum-forum diskusi kecil yang bertujuan untuk memenuhi ruang publik dengan narasi positif dan konstruktif. MACI hadir sebagai jejaring masyarakat yang kritis, berbasis data dan fakta, serta berkomitmen memperkuat ekosistem komunikasi pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur.

Anggotanya tersebar di 38 provinsi dan berperan aktif dalam mendistribusikan, mengamplifikasi, serta mendiseminasikan informasi-informasi strategis mengenai pembangunan nasional. MACI juga berperan sebagai mitra masyarakat dalam menghadirkan informasi yang utuh dan terpercaya, guna mengantisipasi maraknya disinformasi, fitnah, dan ujaran kebencian.

Dengan dukungan komunikasi yang sistematis dan terukur, MACI mendorong publik untuk berpikir kritis, memahami kebijakan secara menyeluruh, dan terlibat aktif dalam dialektika pembangunan berbasis data.

Turut hadir pada pelatihan ini antara lain, Wakil Ketua BAKN DPR RI, Herman Khaeron; Wakil Menteri ATR/Waka BPN, Ossy Dermawan; Mantan Anggota DPR RI 2019-2024, Irwan Fecho. Hadir pula sejumlah tokoh dan pakar lainnya, antara lain Staf Khusus Menko: Agust Jovan Latuconsina, Sigit Raditya, Herzaky Mahendra Putra; Tenaga Ahli Menteri ATR/BPN, Hendri Teja; serta Dewan Pakar MACI: Yoyo Budianto, Ricky Kurniawan, Endang Suprihatin, Arifudin, dan Suyoto.



Simak Video "Video: Rapat Bareng Nusron Wahid-Fahri Hamzah, AHY Ungkap Pesan Prabowo"

(akd/akd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork