Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon melakukan penelusuran warisan budaya dengan meninjau situs Pasir Lulumpang, di Desa Cimareme, Kecamatan Banyuresmi, Jawa Barat.
Adapun kunjungan ini dilakukan dalam rangka kunjungan kerja ke Kabupaten Garut. Saat meninjau situs peninggalan prasejarah ini, Fadli menekankan pentingnya riset dan kajian mendalam tentang Pasir Lulumpang sehingga dapat membangun narasi dan pengetahuan yang lebih komprehensif.
"Pasir Lulumpang mempunyai ciri khas sesuai namanya, yaitu adanya lumpang dan juga kemungkinan ada dakonnya. Situs ini terdiri atas 13 teras yang disusun sebagai satu struktur budaya," tutur Fadli, dalam keterangan tertulis, Jumat (8/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di hari yang sama, Fadli turut meninjau Situs Cangkuang yang terdiri dari beberapa objek bersejarah. Situs Pasir Lulumpang merupakan salah satu peninggalan penting dari masa prasejarah yang ditandai dengan keberadaan lumpang batu berukuran besar yang memiliki lubang di tengah.
Situs ini juga dikelilingi oleh struktur tanah berbentuk punden berundak. Untuk mencapai situs Pasir Lulumpang yang terletak di wilayah perbukitan Desa Cimareme, Fadli menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor milik warga setempat.
Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki, menapaki undakan hingga akhirnya tiba di lokasi batu berlubang yang menyerupai lumpang. Masyarakat Desa Cimareme menyambut antusias kunjungan ini dan turut memfasilitasi Fadli beserta rombongan untuk sampai di situs Pasir Lulumpang.
Menurut Fadli, situs ini masih memerlukan kajian mendalam mengenai fungsi asli dari batu-batu berbentuk lumpang tersebut.
"Perlu satu penelitian dan kajian lagi yang lebih mendalam tentang fungsi dari Pasir Lulumpang atau situs batu-batu yang dibuat semacam lumpang ini. Dengan narasi yang kuat dan literasi yang memadai, nantinya bisa membangun pengetahuan yang selama ini terpendam atau hilang," tegas Fadli.
Fadli juga menekankan potensi pengembangan situs ini sebagai pusat pengetahuan dan wisata budaya.
"Situs Pasir Lulumpang di Garut ini merupakan situs yang harus dikembangkan lagi di sekitarnya. Menurut informasi, ada juga temuan-temuan serupa di sekitar situs ini," kata Fadli.
Saat ini, Situs Pasir Lulumpang telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Kabupaten Garut. Tak hanya sekadar meninjau, Fadli juga menekankan pentingnya pelestarian, mengingat kondisi situs ini masih relatif terawat dengan baik.
Hal ini mencerminkan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya di daerahnya. Dengan kondisi yang relatif terjaga, Pasir Lulumpang menyimpan potensi besar untuk penelitian arkeologi, pengembangan literasi sejarah, serta pelestarian warisan budaya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari komitmen Kementerian Kebudayaan dalam menjaga dan mengangkat nilai-nilai sejarah melalui pelestarian situs-situs budaya di seluruh Indonesia. Dengan nilai sejarah yang tinggi, panorama alam yang memikat, serta potensi riset yang luas, Pasir Lulumpang tidak hanya milik masyarakat Garut, tetapi juga menjadi warisan budaya Indonesia yang layak diperkenalkan kepada dunia.
Kemenbud berupaya menindaklanjuti kunjungan ini dengan melakukan kajian pelestarian lanjutan serta membuka ruang kolaborasi dengan pemerintah daerah, sejarawan, dan komunitas budaya setempat.
Sebagai informasi, dalam kunjungan ini Fadli didampingi Direktur Warisan Budaya I Made Dharma Suteja, Staf Khusus Menteri Bidang Protokol dan Rumah Tangga Rachmanda Primayuda, dan Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IX Retno Raswaty beserta jajaran.
(hnu/ega)