Sturgeon Moon 9 Agustus 2025: Ini Waktu hingga Cara Melihatnya

Sturgeon Moon 9 Agustus 2025: Ini Waktu hingga Cara Melihatnya

Widhia Arum Wibawana - detikNews
Kamis, 07 Agu 2025 15:21 WIB
A family stand with the full moon known as the
Ilustrasi Bulan Purnama (Foto: REUTERS/BORJA SUAREZ)
Jakarta -

Bulan Purnama di bulan Agustus, atau yang dikenal sebagai Sturgeon Moon, akan terjadi pada awal bulan ini. Saat mencapai fase purnama penuh, Bulan akan terlihat paling cerah dan besar dibanding malam-malam sebelumnya.

Fenomena ini menjadi salah satu peristiwa langit yang menarik untuk disaksikan. Baik masyarakat umum maupun pengamat astronomi dapat menikmati momen ini dari berbagai wilayah, selama langit cerah dan tidak berawan.

Waktu Terjadinya Sturgeon Moon

Berdasarkan informasi dari situs Time and Date, fase puncak Bulan Purnama atau Sturgeon Moon akan terjadi pada Sabtu, 9 Agustus 2025 pukul 14.54 WIB. Masyarakat di Indonesia dapat mulai menyaksikan penampakan Bulan saat terbit di langit timur menjelang malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bulan akan mulai tampak sekitar waktu senja, antara pukul 17.30 hingga 18.00 waktu setempat, tergantung lokasi pengamatan. Puncak kenampakan Bulan Purnama yang paling terang dan bulat sempurna akan berlangsung sepanjang malam hingga menjelang fajar.

Asal-usul Nama Sturgeon Moon

Nama Sturgeon Moon berasal dari budaya penduduk asli Amerika Utara yang hidup di sekitar danau besar dan sungai-sungai utama. Menurut penjelasan dari The Old Farmer's Almanac, pada bulan Agustus, ikan sturgeon atau tokek raksasa air tawar paling banyak ditangkap di wilayah tersebut, sehingga Bulan Purnama pada bulan ini dinamai sesuai musim penangkapan ikan tersebut.

ADVERTISEMENT

Nama Bulan Purnama ini bukan satu-satunya yang dikenal di bulan Agustus. Dalam tradisi lain, Bulan Purnama di bulan Agustus ini juga disebut dengan Grain Moon atau Green Corn Moon, yang mencerminkan masa panen biji-bijian dan jagung muda pada periode musim panas.

Karakteristik Visual dan Posisi Bulan

Menurut situs astronomi In The Sky, pada saat fase purnama, Bulan akan berada di posisi berseberangan dengan Matahari, sehingga akan terbit saat Matahari terbenam dan terbenam saat Matahari terbit. Konfigurasi ini memungkinkan Bulan terlihat hampir sepanjang malam.

Karena berada pada fase penuh, cahaya dari permukaan Bulan akan dipantulkan secara maksimal ke arah Bumi. Kondisi ini menyebabkan Bulan tampak lebih terang dan bulat dibandingkan fase lainnya, menjadikannya waktu yang ideal untuk diamati, terutama jika cuaca mendukung.

Tips Menyaksikan Bulan Purnama

Agar fenomena Sturgeon Moon dapat diamati dengan baik, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menyaksikan Bulan Purnama:

  1. Pilih lokasi terbuka dan minim polusi cahaya
    Hindari area yang banyak lampu, seperti pusat kota. Lokasi terbaik adalah perbukitan, tepi danau, pesisir pantai, atau kawasan pedesaan.
  2. Amati setelah matahari terbenam
    Bulan akan mulai terlihat sekitar senja sesuai zona waktu setempat. Pengamatan paling optimal biasanya satu hingga dua jam setelah Matahari terbenam.
  3. Perhatikan kondisi cuaca
    Langit cerah tanpa awan akan sangat membantu visibilitas. Pastikan cuaca di lokasi pengamatan mendukung.
  4. Gunakan alat bantu jika tersedia
    Walaupun bisa dinikmati dengan mata telanjang, penggunaan kamera atau teleskop akan membantu menangkap detail permukaan Bulan lebih jelas.
  5. Dokumentasikan momen
    Jika tertarik fotografi langit, gunakan tripod dan atur kamera pada mode malam atau manual untuk mendapatkan hasil terbaik.

Tonton juga video "Melihat Keindahan Terbitnya Supermoon dari Kuil Kuno Poseidon Yunani" di sini:

(wia/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads