Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH), Diaz Hendropriyono menyoroti angka pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 yang tercatat sebesar 5,12% secara tahunan (YOY) menurut rilis BPS. Hal ini disampaikan dalam unggahan media sosial Instagram pribadinya.
"Baru-baru ini BPS mengumumkan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II 2025 di angka 5,12% YoY. Angka ini sangat positif dan lebih tinggi dibandingkan berbagai perkiraan. Namun, pertumbuhan ini tidak melupakan aspek keberlanjutan lingkungan hidup," tulis Diaz dalam unggahannya, Rabu (6/8/2025).
Diaz meyakini pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Presiden Prabowo mencapai 8% dapat berjalan beriringan dengan upaya pelestarian lingkungan. Ia menjelaskan bahwa sejauh ini data menunjukkan proyeksi timbulan emisi Indonesia pada 2025 lebih kecil dari apa yang dikomitmenkan Indonesia kepada PBB untuk perubahan iklim, UNFCCC, dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai contoh, proyeksi emisi tahun 2025 diperkirakan di angka 1,5 gigaton (GT) CO2e. Angka ini masih di bawah yang dikomitmenkan Indonesia kepada PBB yaitu 1,7 GT di tahun 2025. Most probably emisi ini tidak akan melewati threshold 1,7 GT," jelas Diaz.
Selain penurunan timbulan emisi GRK, salah satu contoh keberhasilan yang dilakukan pemerintah untuk menjaga upaya penurunan emisi adalah pencegahan dan penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang pada tahun 2025 menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan angka luasan pada tahun 2024.
"Untuk menjaga emisi GRK tetap terkendali, kuncinya adalah mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sejak dini. Kita patut bersyukur, sejauh ini, luas area yang terdampak Karhutla mengalami penurunan dari 376.805 ha (2024) menjadi 8.955 ha (Juli 2025)," tambahnya.
Terakhir, Diaz meyakini bahwa mempertahankan kinerja tersebut menjadi langkah yang tepat untuk mencapai pembangunan berkelanjutan di era Kepresidenan Prabowo.
"Dengan kinerja yang tercapai atas kerjasama berbagai pihak (pemerintah, swasta, masyarakat), saya yakin sustainable development di tengah-tengah target pertumbuhan ekonomi 8% bukanlah suatu hal yang mustahil dan bukanlah sebuah oxymoron. Hal ini akan benar-benar terwujud di era Kepresidenan Pak Prabowo," tutupnya.
Perlu diketahui, pertumbuhan ekonomi yang selama ini dianggap bertolak-belakang dan kontradiktif dengan upaya pelestarian lingkungan hidup terus digencarkan pemerintah Indonesia melalui target dan strategi yang terukur, di antaranya melalui kebijakan pembangunan rendah karbon dan transisi menuju energi terbarukan.
Tonton juga video "Fokus Program 100 Hari Pertama Kementerian Lingkungan Hidup" di sini:
(prf/ega)