Laporan dari Den Haag
Ini Dia Hotel Tempat Delegasi DPRD Jatim Menginap
Jumat, 13 Jul 2007 15:31 WIB

Den Haag - Tinggi juga Komisi A DPRD Jatim punya selera. Mereka memilih tinggal di Park Hotel, sebuah hotel mewah bergaya renaissance. Hmm, biar mertua lewat, pengangguran meningkat dan Porong sekarat...Informasi valid bin sahih yang diterima detikcom menyebutkan bahwa delegasi Komisi A DPRD Jatim memilih tinggal di Park Hotel, Amsterdam. Sehari setelah pemberitaan, detikcom via telepon mencoba mengkonfirmasi delegasi ke hotel (Rabu, 11/7/2007), namun ternyata pihak hotel mengatakan bahwa delegasi sudah check out entah ke mana.Park Hotel yang bergaya renaissance ini terletak di jalan Stadhouderskade 25, Amsterdam, jantungnya pusat hiburan dan leisure (leha-leha) di ibukota Negeri Kincir Angin. Masuk ke hotel ini serasa menjadi pembesar VOC. Dari jendela mana pun memandang, tersedia panorama indah abad pertengahan, saat puncak kebesaran di era kolonial. Kanal-kanal indah membentang, sementara perahu-perahu cantik dengan wanita-wanita bule molek 'kurang pakaian' berlalu lalang atau sandar.Tepat di depan Park Hotel berdiri Hard Rock Cafe, tempat orang bisa berajojing dan menghibur diri sampai pagi. Di sebelah Hard Rock Cafe --dengan jarak beberapa langkah kaki-- ada Holland Casino, tempat main judi paling sohor di Belanda. Sementara di belakang hotel terdapat Vondel Park, taman kota di Amsterdam yang populer dan favorit di kalangan pemburu cinta.Beberapa langkah ke kiri dari hotel juga terhampar Leidseplein, pusat shopping termasyhur dengan suasana dinner paling nyaman. Lokasi ini persis bersisian dengan Singelgracht, sebuah kanal bersejarah tempat high society Belanda sejak dulu ber-plezier ria.Tidak heran, dengan lokasi dan ambiance yang begitu istimewa, room rate hotel ini tergolong tidak sembarangan: mulai dari Rp 1,8 juta hingga Rp 3 juta lebih per malam, dengan kurs ekstrim EUR 1 = Rp 12.000. Itu belum termasuk paket breakfast dan pajak turis sebesar 5%. Yang lebih istimewa, hotel ini khusus melengkapi seluruh bednya dengan matras Jensen Original. Sebuah jaminan tidur nyenyak nikmat tiada tara. Porong tenggelam, anak-anak keleleran putus sekolah, rakyat miskin dan pengangguran meningkat, dijamin tak berani melintas di benak.Semua temuan ini bisa semakin mempersulit delegasi untuk berkelit dari kritikan dan tuntutan masyarakat, bahwa perjalanan yang mereka lakukan memang bermotivasi wisata atas biaya uang rakyat. Mengaku mau mencari data di Nationaal Archief dan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde/KITLV (Institut Kerajaan untuk Linguistik, Geografi dan Etnografi), tapi mengapa memilih hotel di Amsterdam, di jantung pusat pelesiran pula?Padahal Nationaal Archief ada di jalan Prins Willem Alexanderhof 20, Den Haag dan KITLV di jalan Reuvensplaats 2, Leiden. Jarak dua tempat ini satu sama lain (Den Haag-Leiden) cuma 16 km. Sedangkan dari hotel mereka di Amsterdam jaraknya sangat jauh, setara Jakarta-Bogor, yakni 60 km. Agar kecurigaan masyarakat tidak bertambah besar bahwa kunker itu cuma kedok pelesiran, seyogyanya mereka memilih homestay di Den Haag, yang lebih dekat dengan lokasi sasaran.Sementara itu detikcom masih terus berupaya mencari kontak dengan delegasi untuk memperoleh keterangan dan menanyakan hasil-hasil studi atau kunker mereka. Kamis petang kemarin (12/7/2007) kontak berhasil terjadi melalui ponsel dengan Atdikbud M. Muhajir, pihak yang disebut sebagai pendamping delegasi. Namun wawancara dijanjikan besok (hari ini Jumat, 13/7/2007). Kita nantikan saja.
(es/es)