Sekolah Rakyat Hadir Lengkap di Ponorogo: Tingkat SD-SMA Dibuka Sekaligus

Sekolah Rakyat Hadir Lengkap di Ponorogo: Tingkat SD-SMA Dibuka Sekaligus

Hana Nushratu Uzma - detikNews
Senin, 04 Agu 2025 16:11 WIB
Kemensos
Foto: Dok. Kemensos
Jakarta -

Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) meresmikan pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 5 Ponorogo yang berlokasi di UPT Sentra Industri Ponorogo, Jawa Timur.

Kunjungan ini sekaligus menandai kehadiran Sekolah Rakyat pertama di Ponorogo yang langsung membuka tiga jenjang pendidikan sekaligus: Sekolah Rakyat Dasar (SRD), Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP), dan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA). Dalam sambutannya, Gus Ipul menegaskan Sekolah Rakyat adalah terobosan pendidikan yang berpihak pada warga kurang mampu.

"Kemiskinan bisa mewariskan ketakutan, tapi pendidikan mewariskan harapan. Sekolah Rakyat adalah gagasan Presiden Prabowo yang berdiri di sisi yang lemah dan mengubah nasib dengan ilmu dan cinta," ujar Gus Ipul, dalam keterangan tertulis, Senin (4/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di lokasi acara, Gus Ipul menyempatkan berkeliling meninjau ruang kelas, asrama putra, dan kandang ayam peternakan di belakang sekolah yang merupakan sebuah gagasan Bupati Ponorogo untuk mendukung ketahanan pangan sekaligus menjadi kegiatan vokasional siswa.

ADVERTISEMENT

Gus Ipul menjelaskan tahun ini Sekolah Rakyat akan beroperasi di 159 titik dengan kapasitas lebih dari 15.000 siswa. Dari jumlah tersebut, 25 di antaranya adalah Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) yang menyelenggarakan pendidikan mulai dari tingkat SD hingga SMA.

SRT 5 Ponorogo memiliki kapasitas 125 siswa, terdiri dari 1 rombongan belajar SRD, 2 rombongan belajar SRMP, dan 2 rombongan belajar SRMA. Tenaga pendidik yang bertugas saat ini sebanyak 20 guru, 5 wali asuh, dan 1 wali asrama, dengan jumlah yang akan terus disesuaikan dengan kebutuhan.

Sebelum menutup sambutannya, kepada seluruh undangan, Gus Ipul memaparkan tiga kunci penyelenggaraan Sekolah Rakyat. Di antaranya, Memuliakan wong cilik dan kaum dhuafa; Menjangkau yang belum terjangkau; dan Memungkinkan yang tidak mungkin.

"Mudah-mudahan yang memuliakan wong cilik dimuliakan oleh Allah SWT. Wajib tidak ada bullying, kekerasan fisik, kekerasan seksual, maupun intoleransi di sekolah ini," tegas Gus Ipul.

Gus Ipul menjelaskan program Sekolah Rakyat memprioritaskan anak-anak dari keluarga miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Maka dari itu, Sekolah Rakyat tidak membuka pendaftaran.

"Tidak boleh ada titipan, tidak ada sogok menyogok. Benar-benar didasarkan pada data," kata Gus Ipul.

Gus Ipul ingin Sekolah Rakyat menjadi pintu peluang bagi anak-anak yang sebelumnya kehilangan harapan karena keterbatasan ekonomi. Ia juga menekankan pentingnya memastikan seluruh siswa memulai pembelajaran dengan pemeriksaan kesehatan, agar kebutuhan mereka dapat dipenuhi sejak awal.

"Bapak Ibu sekalian jangan berkecil hati ketika disebut miskin, miskin ekstrem, karena sesungguhnya Allah sangat mencintai mereka-mereka yang tersisihkan ini, dan doanya akan lebih terkabul daripada doanya Menteri," ujar Gus Ipul.

Sementara itu, Bupati Sugiri Sancoko mengajak para guru agar mengajar dengan hati.

"Guru-guru kami imbau untuk tidak hanya mentransfer ilmu akademik saja, namun mentransfer ilmu tersebut dengan kasih sayang agar anak-anak menjadi generasi emas Indonesia," ujar Sugiri.

Imbauan ini disambut positif oleh para tenaga pendidik. Kepala SRT 5 Ponorogo Devi Tri Candrawati bahkan menyatakan kesanggupannya mendidik dengan hati melalui puisi berjudul 'Pelukan Terindah di Sekolah Rakyat'.

Salah satu siswa, Azriel Nur Gunadarma (12), juga membacakan surat untuk Gus Ipul yang berisi ungkapan terima kasih atas berdirinya SRT 5 Ponorogo.

Sejumlah siswa juga turut membagikan kisah hidupnya. Lailatusifa Fauziah (12) misalnya. Dia bercita-cita menjadi guru olahraga dan mengaku senang tinggal di asrama karena mendapat banyak teman baru.

Sementara Alfian Fajar Nurmaulana (16), anak penarik becak, mengatakan bahagia karena kini bisa melanjutkan pendidikan di SRT. Lontaran serupa disampaikan Bagas Alur Nur Wirayudha (7), anak penjual kue basah, yang hampir putus sekolah sebelum ada SR.

Air mata haru dan bahagia tampak dari sebagian besar wali murid yang bersyukur anak-anak mereka kini memiliki akses pendidikan yang layak. Salah satunya Siti Fatimah, ibu dari Sandy Alfian Nurul Huda (13), yang bercita-cita menjadi polisi.

"Semoga SR ini dapat menjadi jembatan bagi anak saya dan teman-temannya menjadi generasi emas Indonesia," kata Siti.

Selain di Ponorogo, Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) juga telah hadir di sejumlah lokasi lain. Yaitu SRT 1 Cirebon, SRT 2 Banyuwangi, SRT 3 Pasuruan, SRT 4 Sumedang, SRT 6 Jember, SRT 7 Probolinggo, SRT 8 Jombang, SRT 9 Banjarbaru, SRT 10 Aceh Selatan, SRT 11 Rokan Hilir, SRT 12 Kepulauan Anambas, SRT 13 Tanjung Jabung Timur, SRT 14 Kaur, SRT 15 Empat Lawang, SRT 16 Bandung, SRT 17 Cimahi, SRT 18 Tuban, SRT 19 Wajo, SRT 20 Palu, SRT 21 Mamuju, SRT 22 Polewali Mandar, SRT 23 Katingan, dan SRT 24 Samarinda.

Sebagai informasi, dalam acara ini Gus Ipul didampingi Wamensos Agus Jabo Priyono, Sekjen Kemensos Robben Rico beserta jajaran. Dalam kesempatan ini, Gus Ipul disambut Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, dan Wabup Ponorogo Lisdyarita, serta para wali murid siswa-siswi SRT 5 Ponorogo.

Simak juga Video: Sekolah Rakyat Akan Bertambah di 37 Titik pada Agustus

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads