Delegasi DPRD Jatim di Belanda Menghilang

Laporan dari Den Haag

Delegasi DPRD Jatim di Belanda Menghilang

- detikNews
Kamis, 12 Jul 2007 15:35 WIB
Den Haag - Masyarakat Jawa Timur perlu tegas mengambil sikap dan tindakan untuk meminta pertanggungjawaban delegasi Komisi A DPRD Jatim yang ke Belanda. Delegasi ini di Belanda tak ketahuan rimbanya.Aneh. Perjalanan delegasi Komisi A DPRD Jawa Timur (Jatim) yang notabene wakil rakyat kok tidak terang-terangan dan terkesan menutup diri dari dunia luar. Fungsi Informasi, Sosial dan Kebudayaan KBRI Den Haag saat dikonfirmasi detikcom melalui telepon pun ternyata tidak tahu mengenai kedatangan mereka. Lazimnya kunjungan pejabat negara, delegasi DPRD Jatim seyogyanya menghindari kesan sembunyi-sembunyi. Bahkan akan lebih sopan, elegan dan terhormat kalau mereka berkoordinasi dengan KBRI, untuk dipertemukan dengan masyarakat. Bertatap muka dan berdialog secara terbuka. Jelaskan apa maksud kedatangan? Apa urgensinya? Mengapa harus dengan iring-iringan rombongan begitu besar ala Qarun? Apa saja buktinya bahwa perjalanan itu tidak bodong alias akal-akalan supaya bisa pelesiran ke Belanda dengan paket royal atas biaya rakyat Jawa Timur? Mengapa cuma beberapa menit saja 'mencari data', sedangkan acara sightseeing malah berhari-hari dari rentang waktu 8-14/7/2007? Mengapa pula memilih hotel di pusat hiburan dan wisata Amsterdam, mengapa tidak di Den Haag yang lebih dekat dengan Leiden?Jika tatap muka berlangsung sesudah 'studi' atau 'kunker', tunjukkan hasilnya secara terbuka, apakah ada temuan lain hari jadi Provinsi Jatim ataukah sama dengan salah satu tanggal yang telah disiapkan tim ahli dan temuan masyarakat Jatim? Yang dilakukan delegasi justru sebaliknya. Muncul kesan sangat kuat bahwa kedatangan mereka tidak ingin diketahui oleh siapapun. Seolah-olah datang diam-diam, pulang kalau bisa juga jangan ada yang melihat. Sejak hari pertama (9/7/2007) menerima informasi dari pelajar, detikcom sudah berusaha menghubungi delegasi via telepon untuk keperluan konfirmasi dan cover both sides. Namun tidak berhasil. Rabu (11/7/2007) pagi kemarin antara jam 09.00-10.30 waktu Belanda dicoba lagi dengan menghubungi ponsel nomor Indonesia dari beberapa nama anggota delegasi, tapi lagi-lagi ponsel dimatikan. Mungkin untuk menghindari roaming. Hanya saja semua itu patut disayangkan, sebab dengan pilihan seperti itu delegasi tidak bisa mengklarifikasi pertanyaan dan pandangan tak hormat dari masyarakat.Hari itu juga detikcom sudah menghubungi Het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (Institut Kerajaan untuk Linguistik, Geografi dan Etnografi) di Leiden, lembaga yang diklaim akan dikunjungi delegasi. Namun KITLV nampaknya menilai hal-hal terkait Indonesia ini sangat sensitif dan hanya memberi jawaban normatif."Demi privasi pengunjung, kami dalam hal ini tidak bisa memberi keterangan apa-apa. Untuk informasi lebih lanjut kami persilakan Anda menghubungi KBRI," demikian jawaban KITLV yang disampaikan Ellen Sitinjak. Masih di hari yang sama, detikcom juga sudah menghubungi Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) M. Muhajir ke kantor di nomor 070-3108xxx, namun menurut stafnya ternyata masih ada tugas di luar. Diharapkan dari Atdikbud ini bisa diperoleh informasi atau kontak dengan delegasi, agar kesimpangsiuran mengenai kedatangan mereka ke Belanda bisa dijernihkan.Selanjutnya detikcom mencoba menghubungi delegasi ke hotel tempat mereka menginap, yakni Park Hotel di Amsterdam. Dari sana diperoleh informasi bahwa Rabu itu delegasi telah check out dan tidak jelas mereka pindah ke mana. Belum jelas pula apakah ini terkait dengan pemberitaan sebelumnya yang menyebutkan inisial hotel "P" sebagai tempat mereka menginap.Sejak pemberitaan detikcom mengenai kehadiran dan lokasi delegasi Komisi A DPRD Jatim di Belanda, memang diperoleh kabar bahwa para pelajar sudah mulai pasang mata dan telinga untuk memantau mereka. Sekadar tahu, PPI Belanda sebelumnya pernah secara spektakuler 'menangkap basah' rombongan DPR RI sedang mengangkut belanjaan bermerk, antara lain Gucci dan Bally, dalam sebuah kunjungan ke Belanda (Juli 2005), yang ternyata bertepatan dengan masa resesi dan libur panjang musim panas parlemen Belanda. (es/es)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads